Kitab 1 Tawarikh di mulai dengan daftar silsilah nenek moyang bangsa Israel. Walaupun menyangkut orang-orang pada zaman sebelum pembuangan, silsilah ini ditulis dari sudut pandang sesudah pembuangan. Setiap orang Israel yang kembali dari pembuangan harus menjelaskan kemurnian asal usul nenek moyang mereka agar bisa diakui. Apakah keistimewaan silsilah tersebut? Jelas bahwa silsilah itu bukan hanya menyangkut masalah kemurnian darah, melainkan menyangkut bibit iman.
Di bagian ini muncul nama Nuh (1:4) dan Abraham (1:27). Nuh diperkenalkan oleh Alkitab sebagai orang yang benar, tidak bercela dan hidup bergaul dengan Allah (Kejadian 6:9), diberkati untuk beranakcucu, bertambah banyak dan memenuhi bumi (Kejadian 9: 1). Abraham ditetapkan TUHAN menjadi bapa sejumlah besar bangsa (Kejadian 17:5), bahkan kitab Ibrani memasukkan Abraham sebagai saksi iman (Ibrani 11:8, 17). Masa hidup Nuh dan Abraham mencakup rentang waktu ratusan tahun. Nuh tidak mengetahui tentang Abraham, sedangkan Abraham mengetahui tentang Nuh, tetapi tidak pernah bertemu dengan Nuh. Meskipun demikian, TUHAN telah memberikan bibit iman kepada Nuh dan kepada Abraham.
Bibit iman itu membuat para saksi iman senantiasa beriman, mempertahankan iman, dan bertahan menjadi saksi untuk kemuliaan TUHAN. Daftar silsilah bukan hanya menyatakan bahwa pernah ada orang yang hidup, tetapi menunjukkan bahwa pernah ada bibit iman yang telah bertumbuh dan terus hidup ke generasi selanjutnya. Bibit iman itu senantiasa ditumbuhkan oleh Sang Pemberi bibit iman. Apakah Anda telah memiliki bibit iman yang terus bertumbuh dan berbuah dalam hidup Anda? [R]
"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." 1 Tesalonika 5:23