Suara Allah terdengar sangat bergejolak di antara murka yang adil dan kasih yang tak bisa dipadamkan, "Bagaimana mungkin Aku mengabaikan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel? ... Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, dan belas kasihan-Ku serentak bangkit." (11:8). Pertanyaan di atas lahir dari hati seorang Bapa yang dikhianati, tetapi masih tetap mengasihi. Ayat-ayat ini membuka rahasia terdalam dari relasi Allah dengan umat-Nya: Murka-Nya dilandasi oleh kasih, bukan tanpa dasar. Walaupun Israel (continue)





