Rasul Paulus melayani secara tulus, tetapi ia juga melayani secara cerdik. Dia berkata kepada anggota-anggota Mahkamah Agama, Saudara-saudara, sampai hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah. (23:1b). Dia tidak bersandiwara! Apa yang ia katakan berasal dari hatinya. Dia berani menerima risiko atas apa yang telah ia katakan dan apa yang telah ia lakukan. Sekalipun demikian, Rasul Paulus tidak mau bertindak bodoh atau asal-asalan. Dia tidak takut terhadap (continue)