D'CAMPS Discipleship Campus Ministry

Mercure Hotel Alam Sutera

15 September 2017
FULLER YOUTH INSTITUTE dalam risetnya tahun 2011 melaporkan bahwa para pemimpin Kristen Amerika baik yang bersifat nasional maupun lokal terperangah ketika mendapati separo mahasiswa Kristen perguruan tinggi di Amerika mengalami pertanyaan dan pergumulan hebat dengan kekristenan, padahal sebelumnya mereka ini aktif bergereja dan melayani ketika mereka masih remaja.

BARNA research; NSYR ( National Study on Youth and Religion ); IFES ( International Fellowship of Evangelical Students - Perkantas Internasional ) memperlihatkan indikasi yang kurang lebih sama tentang menurunnya intensionalitas kekristenan tatkala seorang youth memasuki perguruan tinggi.

Ini menunjukkan titik kritis kekristenan terjadi ketika seseorang mulai menginjakkan langkah memasuki bangku perkuliahan. Banyak terjadi seorang anak yang tadinya secara konsisten hadir di Sekolah Minggu, aktif di remaja, namun akhirnya ‘hilang’ ketika mulai menempuh bangku universitas. ( lihat buku You Lost Me dan UnChristian ), Tak terkecuali di GKY. Warta jemaat GKY mencatat gambaran kehadiran orang muda di Komisi Pemuda tidaklah menggembirakan, hanya sekitar 2.5% dari kehadiran jemaat umum di hari minggu. Bisa saja memang ada pemuda-pemudi yang tetap hadir di kebaktian umum gereja, namun menjauhnya mereka dari komunitas orang muda seharusnya sudah lama jadi keprihatian gereja. Situasi demikian menjadi titik tumbuhnya awareness akan perlunya merangkul anak-anak muda GKY yang ada di Universitas. Dari situlah gagasan D’CAMPS dibangun.

Dari beberapa gerakan anak muda yang selama beberapa tahun ini sudah bergulir, baik yang digagas secara sinodal, spt: STILL (2014), Youth on Fire, SOMETHING TO DIE FOR (2015), Youth on I Year Mission (2015, 2016) JAMBOREE (2016) maupun yang tumbuh secara responsif dan autentik seperti misalnnya Grassroot ( 2015-2017), terasa benar adanya sebuah benang merah yang menggaris bawahi gerakan anak muda GKY bukanlah lagi aktifitas namun spiritualitas. Anak muda pada abad 21 ini tidak lagi haus program yang uplifting dan high performance based, namun mereka rindu akan kehadiran Allah dan kehadiran rekan yang memahami jeritan anak muda. Terjadilah shifting yang sangat esensial bagi pelayanan anak muda dari PROGRAM oriented menjadi PRESENCE oriented. Itulah yang diyakini juga dialami oleh anak muda di Kampus dan itulah yang menjadi DNA dari D’CAMPS.

D’CAMPS bukanlah sebuah persekutuan kampus, bukan pula gereja kampus, bukan aktifitas tambahan bagi pemuda GKY di kampus atau pelayanan tambahan GKY masuk kampus. D’CAMPS adalah kerinduan GKY agar anak muda GKY yang ada di kampus, merasakan , mengalami dan menikmati kehadiran Allah sepanjang masa mereka menjadi mahasiswa.

Untuk itu pada 1 September 2017, bertempat di Mercure Hotel Alam sutra, dalam rangkaian Spiritual Course yang berlangsung dari jam 9 pagi s/d 9 malam, dipenghujungnya, beberapa pimpinan sinode GKY spt : Ketua Umum Pdt. Freddy Lay, Ketua Bidang Persekutuan Pdt. Endang P. Wibowo dan para Youth Pastor dari beberapa GKY, bersama dengan 150-an mahasiswa GKY dari 22 kampus di kawasan Jakarta & Tangerang, mendeklarasikan D’CAMPS - Discipleship Campus Ministry,

Huruf ‘C’ pada logo D’CAMPS melukiskan 3 fokus yang rindu terjadi pada anak muda GKY di kampus yaitu : Connection, Conviction dan Compassion.

Deklarasi D’CAMPS pada tanggal 1 September itu, dirindukan menjadi sebuah start up bagi dimulainya uniting bagi seluruh anak muda GKY yang sedang menempuh kuliah . Ditengah begitu besarnya tekanan bagi seorang mahasiswa selama 4 tahun kuliah, itu justru menjadi tantangan untuk selalu, harus dan mau tidak mau connecting with God dan connecting with other. Bagaimana ini bisa terjadi ? Inti dari koneksitas D’CAMPS adalah hadirnya fellow, yaitu anak muda, mahasiswa yang pertama-tama terlebih dahulu sudah dan sedang terus mengalami perjumpaan dengan Allah. Perjumpaan dengan Allah itulah yang menjadi magnitude besar didalam hatinya untuk berbagi dengan rekannya sesama mahasiswa GKY.

Kehidupan kampus yang demanding, temptating, dan begitu invidualistik sering malah menciptakan anak-anak muda yang anxiety dan alienated. Ditengah kekeringan inilah para fellow diharapkan hadir bagi rekannya , menjadi seorang sahabat yang available , menjadi pendengar, menjadi pendoa. Tentu ini tidak mudah, namun sebenarnya itulah kebutuhan dari anak muda zaman ini. Mark Yaconelli mengatakan zaman ini tidak membutuhkan pelayanan anak muda yang entertained and keep youth amused , yang sama dengan yang ditawarkan dunia namun membutuhkan pelayanan yang addressing spiritual longing of youth. Kalau boleh meminjam istilah Dr. Chap Clark, kita harus menggagas pelayanan anak muda yang bersifat deep ministry to shallow world. Persis inilah yang menjadi fokus dari D’CAMPS.

D’CAMPS tidak mungkin berjalan sendiri dan lepas dari gereja. Oleh sebab itu D’CAMPS memiliki konteksitas yang niscaya dengan GKY. D’CAMPS digagas oleh GKY, milik GKY dan menjadi concern GKY di kampus. D’CAMPS harus berjalan hand-in-hand dan shoulder-to-shoulder dengan setiap komunitas orang muda di lokal tiap GKY.

God bless D’CAMPS, God bless youth.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design