2 Raja-raja 18

Hidup Kudus atau Ikut Arus?

19 Februari 2025
Pdt. Iwan Catur Wibowo

Betapa sulit mempertahankan hidup kudus di lingkungan yang tidak mengenal TUHAN. Anak-anak Allah pasti menghadapi tekanan untuk berkompromi dengan dosa. Kenyataan ini juga dialami oleh Hizkia, raja Yehuda. Ia menjadi raja di tengah lingkungan yang jahat. Di negaranya sendiri, Ia mewarisi kondisi bangsa yang buruk dari ayahnya—raja Ahaz—yang tidak takut akan TUHAN (pasal 16). Rakyat Yehuda—saat itu—menyembah berhala dan tunduk serta mengirim upeti kepada raja Asyur. Sedangkan berkaitan dengan kerajaan Israel, Raja Hizkia menyaksikan Raja Hosea—raja Kerajaan Israel Utara—berlaku jahat sehingga Allah membiarkan Kerajaan Israel dihancurkan oleh tentara Asyur, dan rakyat Israel Utara ditawan sebagai budak serta dibuang ke Asyur (pasal 17).

Di tengah situasi seperti itu, Raja Hizkia mengamati bahwa TUHAN pasti menghukum dosa. Oleh karena itu, Raja Hizkia bertekad untuk tidak mengulang dosa yang dilakukan ayahnya dan raja Israel. Ia memutuskan untuk hidup kudus dan beribadah kepada Allah serta menghancurkan berhala yang disembah oleh rakyat Yehuda (18:3-6). Kesalehan Raja Hizkia dihargai oleh Allah dan Allah memberinya kemenangan atas musuh-musuh Yehuda (18:7a). Ia berani menolak untuk tunduk kepada Asyur (18:7b). Penulis kitab ini sampai memuji Hizkia sebagai raja yang kualitasnya tidak ada duanya di antara semua raja Yehuda (18:5).

Akibat ketidaktundukan Hizkia terhadap Asyur, Sanherib—raja Asyur—menyerang Yehuda lagi dan mengalahkannya, sehingga Hizkia menyepakati jumlah upeti yang harus ia bayar kepada raja Asyur (18:13-16). Raja Asyur mengutus juru minuman agung yang menekan Hizkia dengan menyombongkan kejayaan Asyur (18:17-21). Ia juga menghina pasukan Yehuda (18:23-24), bahkan menghina TUHAN, Allah Israel (18:30). Menghadapi ancaman ini, Hizkia bertindak hati-hati. Tampaknya ia menyesali tindakannya sebelumnya yang kurang beriman, sehingga ia tunduk serta bersedia membayar upeti kepada raja Asyur. Sekarang, ia bertekad untuk bersandar kepada Tuhan. Itulah sebabnya, ia memerintahkan rakyatnya agar jangan menjawab sepatah kata pun terhadap ancaman dan hinaan juru minuman agung (36).

Sikap yang benar di tengah lingkungan yang jahat adalah tetap setia menyembah Tuhan Yesus dan setia hidup kudus, walaupun banyak orang yang hidup dalam dosa dan menekan atau menghina gaya hidup kudus yang kita jalani. Masalahnya, apakah Anda percaya bahwa TUHAN akan menyertai anak-anak-Nya yang menjaga hidup kudus, seperti Ia menyertai Hizkia?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design