Amos 7-8

Setia Memberitakan Firman, walau Ditolak

17 Desember 2025
Pdt. Roni Tan

Apakah memberitakan firman TUHAN itu mudah? Tidak! Memberitakan firman TUHAN itu tidak mudah karena semua orang dilahirkan dalam dosa dan hidup dalam dunia yang telah tercemar oleh dosa. Rasul Paulus mengatakan bahwa upah dosa ialah maut (Roma 3:23; 6:23). Secara rohani, status semua orang adalah mati di hadapan Allah. Oleh karena itu, wajar bila pemberitaan firman TUHAN mendapat penolakan atau respons yang bersifat negatif. Kesulitan memberitakan firman TUHAN ini terlihat dalam pelayanan Nabi Amos. Amos adalah seorang gembala dan pemetik buah ara hutan yang berasal dari Tekoa, sebuah desa di wilayah Yehuda. Allah memanggil dan mengutus Amos untuk memberitakan firman-Nya kepada penduduk Kerajaan Israel Utara. Sekalipun Nabi Amos adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah, respons yang ia terima bukanlah penerimaan, melainkan penolakan. Ia ditolak oleh Amazia, imam di Betel (7:12-13). Imam Amazia meminta Nabi Amos untuk kembali ke Yehuda karena ia tidak mau mendengar firman TUHAN yang disampaikan oleh Nabi Amos. Penolakan tidak membuat Nabi Amos mundur atau menyerah. Ia tetap menyampaikan firman tentang penghakiman Allah. Ia menegur Imam Amazia dan menyampaikan bahwa keluarga Imam Amazia akan celaka, Kerajaan Israel Utara akan jatuh, dan Imam Amazia akan mati di tanah yang najis (7:16-17).

Mengapa Nabi Amos tidak mundur dan menyerah? Amos sadar bahwa tugas memberitakan firman TUHAN itu bukan didasarkan pada kemauannya, melainkan karena Allah telah memilih dan mempercayakan pemberitaan firman itu kepada dirinya (7:14-15). Kesadaran itulah yang membuat Nabi Amos tidak berhenti atau mundur saat menghadapi penolakan. Karena TUHAN tidak menyuruh untuk berhenti, Nabi Amos terus memberitakan firman sekalipun menghadapi penolakan. Seorang teolog bernama Timothy Keller mengatakan, "Meskipun kita harus peduli dan sebisa mungkin tidak menyinggung orang lain, tetapi kepastian akan kasih dan penerimaan Tuhan seharusnya memberi kita keberanian untuk menghadapi kritik dan ketidaksetujuan." Sikap semacam ini akan menolong kita untuk tetap setia memberitakan firman Tuhan saat menghadapi penolakan. Apakah Anda pernah mundur atau takut menyampaikan kebenaran firman Tuhan karena khawatir ditolak atau tidak disukai oleh orang lain? Mana yang lebih penting bagi Anda: Menaati Allah atau berusaha diterima oleh manusia? Kiranya Tuhan menguatkan kita untuk tidak pernah berhenti memberitakan firman serta mewujudkan kebenaran firman Tuhan dalam kehidupan kita.

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design