Dalam budaya tertentu, pasangan pengantin akan melewati satu masa pertunangan sebelum masuk ke dalam ikatan pernikahan. Selama masa pertunangan, kedua pihak berjanji untuk saling setia. Selain itu, di tengah penantian yang serius, mereka mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk hari pernikahan. Konsep pertunangan di atas membantu kita memahami makna keberadaan gereja sebagai mempelai Kristus. Melalui kematian-Nya di kayu salib, Kristus membeli umat pilihan menjadi milik pribadi-Nya. Saat ini, Kristus sudah kembali ke surga. Ia berjanji akan datang kembali pada suatu hari untuk menyambut umat-Nya ke surga. Alkitab menggambarkan akhir zaman sebagai peristiwa perkawinan Anak Domba. Kristus akan datang sebagai pengantin laki-laki untuk menyambut gereja sebagai mempelai perempuan-Nya dan membawanya masuk ke dalam kekekalan di surga (Wahyu 19:9; 21:1-2).
Gambaran gereja sebagai mempelai Kristus mengajarkan dua hal terkait status dan kehidupan umat percaya masa kini. Pertama, relasi antara Kristus dan gereja-Nya dibangun atas dasar kasih dan kesetiaan. Sama seperti pengantian laki-laki mengasihi mempelainya, demikian juga Kristus mengasihi gereja-Nya dengan kasih yang tidak terbatas. Kristus membuktikan kasih-Nya melalui pengurbanan-Nya di kayu salib untuk memiliki dan menguduskan gereja (Efesus 5:25-27). Gereja merespons kasih Kristus dengan hidup dalam kesetiaan serta kerinduan untuk menantikan kedatangan-Nya. Jadi, Kristus menunjukkan kasih-Nya terhadap gereja dengan rela mati bagi gereja, dan gereja menunjukkan kesetiaan kepada Kristus dengan rela hidup bagi-Nya. Kedua, relasi antara Kristus dan gereja-Nya adalah kekal. Alkitab mengajarkan bahwa rencana pernikahan Allah adalah permanen, tidak ada perceraian (Matius 19:6). Oleh karena itu, pasangan pengantin selalu berjanji untuk saling mengasihi dan setia hingga maut memisahkan mereka. Akan tetapi, relasi antara Kristus dengan gereja sebagai mempelai-Nya tidak bisa dipisahkan oleh maut, karena Kristus datang menjemput gereja-Nya ke dalam surga untuk bersatu dengan-Nya dalam kekekalan.
Pengajaran bahwa gereja adalah mempelai yang dikasihi Kristus adalah berita yang relevan dengan kehidupan masa kini. Gereja masa kini menghadapi pergumulan yang berat karena kondisi dunia yang dipenuhi dengan penderitaan, kegelapan, dan ketiadaan harapan. Dalam kondisi demikian, gereja ingat bahwa pengharapannya bukan pada dunia ini, tetapi pada Kristus yang akan datang menyambutnya. Selain itu, gereja dituntut untuk setia menanti kedatangan-Nya melalui kehidupan yang menjaga kekudusan dan menegakkan kebenaran. Jika Kristus datang pada hari ini, apakah gereja Anda siap menyambut Dia?