Rasul Paulus sangat mengasihi orang-orang yang pernah ia layani, termasuk jemaat Efesus. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus hanya bisa menyisihkan waktu yang sangat singkat untuk jemaat Efesus, karena ia ingin segera melanjutkan perjalanan ke Yerusalem. Mengingat bahaya yang akan ia hadapi, Rasul Paulus sadar bahwa mungkin ia tidak akan bisa datang lagi ke Efesus (20:24-25). Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memanggil para penatua jemaat Efesus agar datang menemui dia di Miletus, sehingga ia bisa menyampaikan pesan-pesan penting, khususnya menyangkut penggembalaan jemaat Efesus. Rasul Paulus mengatakan bahwa sekalipun orang-orang Yahudi sering berusaha membunuh dia, ia tidak pernah lalai dalam pemberitaan Injil dan dalam pelatihan terhadap para penatua (20:19-21). Ia menyebut dirinya sebagai tawanan Roh, artinya kepergiannya ke Yerusalem merupakan wujud ketaatan terhadap pengaturan Roh Kudus, bukan karena keinginan atau rencananya sendiri (20:22-23).
Bacaan Alkitab hari ini merupakan ungkapan isi hati Rasul Paulus yang sangat mengharukan. Walaupun ia sadar bahwa dirinya menghadapi situasi berbahaya di masa depan, ia tidak memikirkan dirinya sendiri, melainkan memikirkan jemaat yang ia layani yang harus ia tinggalkan. Ia menggambarkan anggota jemaat Efesus seperti kawanan ternak yang menghadapi ancaman serigala-serigala yang ganas, yaitu para pengajar ajaran sesat. Ia mengumpulkan para penatua jemaat dan berpesan agar mereka menjaga diri mereka sendiri serta menjaga seluruh anggota jemaat dari para pengajar yang menyebarkan ajaran sesat (20:28-30). Mereka diharapkan untuk meneruskan pelayanan yang ia tinggalkan dengan meniru teladan yang telah ia berikan.
Saat ini, kita sedang menghadapi kondisi hidup yang tidak mudah. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan sulit mencari pekerjaan. Dalam keadaan demikian, apakah Anda masih bisa memikirkan kepentingan orang lain? Maukah Anda mengikuti teladan Rasul Paulus yang tetap memikirkan kepentingan jemaat yang ia layani, walaupun ia sendiri akan berhadapan dengan bahaya? Apakah para pemimpin memikirkan kepentingan orang-orang yang mereka pimpin? Apakah para pemimpin jemaat memikirkan kepentingan jemaat yang mereka layani? Apakah para pemimpin perusahaan memikirkan kepentingan para pekerja yang bekerja di perusahaannya? Apakah para guru memikirkan kepentingan murid-muridnya? Apakah Anda memikirkan kepentingan orang-orang di sekitar Anda? Marilah kita memikirkan kepentingan orang lain sambil mengingat perkataan Tuhan Yesus, Lebih berbahagia memberi daripada menerima. (20:31-35).