Setelah memberi arahan mengenai kriteria penatua jemaat, rasul Paulus melanjutkan dengan nasihat kepada para orang tua, wanita tua-muda, orang muda, dan para hamba, tentang cara hidup yang baik dan benar, sesuai dengan kehendak Allah dan identitas mereka sebagai anak-anak Allah. Kebajikan seperti itu bisa ditemukan di seluruh Alkitab. Tuhan mengulang-ulang cara hidup yang Ia kehendaki karena memang tidak mudah menanggalkan "manusia lama" dan menggantinya dengan cara hidup yang pantas bagi anak-anak Allah. Di sini, Rasul Paulus bukan hanya mengajarkan kebajikan Kristen, melainkan memberitahu mengapa kita harus bersikap dan berperilaku seperti itu. Rasul Paulus menulis, "Sebab, sudah nyatalah anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia." (2:11). Anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia itu merupakan berita "Injil". Tulisan Rasul Paulus di sini tidak bertentangan dengan apa yang ia tulis dalam surat-suratnya yang lain. Injil adalah kabar baik tentang anugerah Allah yang menyelamatkan manusia dari kebinasaan yang merupakan hukuman dosa, dan Injil itu dikabarkan kepada semua orang. Akan tetapi, tidak semua orang percaya kepada berita Injil dan memperoleh keselamatan. Hanya mereka yang membuka hatinya untuk digerakkan oleh Roh Kudus yang kemudian menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Rasul Paulus mengajarkan bahwa Allah menyelamatkan orang yang Ia pilih untuk diselamatkan (doktrin Predestinasi, bandingkan dengan Roma 8:28-30, Efesus 1:4, dan 1 Korintus 1:24), tetapi ia sendiri giat mengabarkan Injil ke berbagai tempat, dan dia tidak memilih-milih kepada siapa Injil ia beritakan.
Pertobatan membuat orang yang memercayai Kristus dilahirkan kembali dan Roh Kudus berdiam di dalam dirinya. Sewajarnya, orang yang sudah dilahirkan kembali hidup dalam kesalehan serta meninggalkan kefasikan dan keinginan duniawi yang tidak selaras dengan identitasnya. Sebaliknya, kita harus hidup bijaksana, adil, dan saleh dalam dunia sekarang ini (Titus 2:12). Hidup bijaksana mencakup kemampuan mengendalikan diri, tidak berlebihan, tidak memaksakan diri untuk meraih apa yang bukan bagiannya, hidup menurut apa yang Tuhan berikan kepadanya. Adil menunjuk pada sikap jujur, tulus, dan selalu berpegang pada kebenaran. Kesalehan adalah hidup yang berpusat kepada Allah. Segala sesuatu dalam hidup ini diarahkan kepada Allah. Apa yang dipikirkan, direncanakan, dan dikerjakan, semuanya diarahkan kepada kehendak Allah. Segala sesuatu yang telah diraih diakui sebagai berasal dari Tuhan (Roma 11:36). Apakah kehidupan kita sudah selaras dengan identitas kita sebagai anak-anak Allah?