Senin, 12 Mei 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Ayub 18-19
Kaum materialis berpendapat bahwa manusia berasal dari ketiadaan dan akan kembali pada ketiadaan. Saat tubuh manusia hancur, hidup pun akan hancur total. Ajaran materialisme sama sekali tidak mampu menawarkan kehidupan yang berpengharapan dan bermakna. Ungkapan Ayub sangat kontras dengan pendapat Kaum materialis. Bagi Ayub, sekalipun kulit tubuhnya dan dagingnya sangat rusak (19:26), tetapi karena Penebusnya hidup, ia akan hidup pula (19:25). Dengan kata lain, ia berpendapat bahwa saat tubuh manusia hancur, jiwanya akan diselamatkan oleh Penebusnya. Inilah pengharapan Ayub!
Ayub menyatakan pengharapannya secara terbuka kepada Bildad yang menuduhnya sebagai orang fasik (18:5). Menurut Bildad, orang yang jahat seperti Ayub tidak memiliki pengharapan, baik di dunia saat ini maupun di dunia yang akan datang. Di dunia saat ini, Ayub akan terus menderita secara fisik maupun kejiwaan (18:6-19). Di dunia yang akan datang, Ayub akan menerima nasib buruk (18:20-21). Menurut Ayub, karena relasinya dengan Tuhan baik, tidak ada hal yang lain kecuali Allah yang menjadi tumpuan pengharapan imannya. Pengharapannya membuat hidupnya bergairah, sekalipun ia harus menanggung berbagai penderitaan yang berat.
Hidup yang kita jalani jalin-menjalin menjadi satu antara sukacita dan dukacita, antara tertawa dan air mata. Kadang-kadang kebahagiaan menghampiri, tetapi kadang-kadang kesedihan yang mendatangi kita. Selama kita masih memiliki pengharapan di dalam Kristus, kita pasti mampu bangkit kembali. Jadikanlah Kristus sebagai pusat, sekaligus kepala hidup kita. Kristus adalah sumber pengharapan kita yang akan membuat kita berdiri teguh dan iman kita tak tergoyahkan oleh kondisi apa pun. [Souw]
Roma 12:12
“Bersukacitalah dalam pengharapan,
sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa.”