Kitab Hagai--yang hanya terdiri atas dua pasal--berisi panggilan Allah kepada Umat-Nya untuk membangun kembali Rumah Tuhan yang terbengkalai dan belum dapat dibangun sampai selesai secara tuntas. Melalui nabi Hagai, Tuhan menegur dan memperingatkan kelalaian orang Yahudi dalam membangun kembali Rumah Tuhan. Tampak jelas bahwa mereka lebih memperhatikan pembangunan rumah mereka sendiri daripada memperhatikan pembangunan Rumah Tuhan yang masih berupa reruntuhan (1:4).
Allah menyatakan bahwa Ia telah menarik kembali berkat-Nya karena cara hidup umat-Nya yang telah mengabaikan pembangunan Rumah Tuhan (1:6,9-11). Semua yang mereka kerjakan hasilnya mengecewakan. Pengabaian terhadap Rumah Tuhan berdampak pada tertutupnya pintu Berkat bagi umat Tuhan. Allah menghendaki agar pembangunan Rumah Tuhan dilanjutkan kembali karena Rumah Tuhan adalah tempat yang berkenan bagi Tuhan, tempat umat Tuhan diundang untuk bertemu dengan Tuhan dan memuliakan-Nya. Rumah Tuhan adalah tempat yang dikhususkan dan dikuduskan untuk kemuliaan Tuhan. Perkataan Nabi Hagai mendorong, menguatkan, dan membangkitkan semangat orang Yahudi untuk meneruskan kembali pembangunan Rumah Tuhan. (1:12-2:10). Sebagai umat Tuhan, apakah Anda menyadari bahwa pengabaian terhadap Rumah Tuhan akan menutup pintu berkat Tuhan terhadap diri Anda juga? Apakah Anda menyadari bahwa Rumah Tuhan adalah tempat yang penting, tempat umat Allah berkumpul untuk bertemu Tuhan dan memuliakan nama-Nya? Bila kita memiliki kerinduan untuk memuliakan nama Tuhan, Tuhan akan berkenan atas kehidupan kita. [JSH]
"Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini." 1 Raja-raja 8:29