Nabi Maleakhi mengawali nasihatnya dengan mengingatkan orang Israel akan besarnya kasih Allah kepada mereka dengan menjelaskan bahwa kasih Allah itu tanpa alasan (syarat). Sebagai contoh, Allah lebih mengasihi Yakub daripada Esau bukan karena Yakub lebih baik daripada Esau, tetapi karena Allah memilih (memutuskan) menurut kemauan-Nya sendiri (1:1-5). Kemudian, Maleakhi menjelaskan bahwa secara umum, seorang anak menghormati ayahnya dan seorang hamba menghormati tuannya. Ironisnya, umat Tuhan saat itu--termasuk para imam--tidak bersikap hormat atau takut kepada Tuhan. Sebaliknya, mereka menghina Tuhan melalui ibadah yang bersifat formalitas, persembahan korban binatang yang cacat, cemar (kotor), dan tidak layak. Oleh karena itu, Allah tidak berkenan menerima persembahan dari tangan mereka.
Tuhan mengikat perjanjian dengan para imam yang dipanggil-Nya untuk melayani. Sebagai utusan Tuhan, seharusnya para imam memberi pengajaran yang benar. Sayangnya, pengajaran yang mereka ajarkan tidak sesuai dengan firman Tuhan, sehingga mereka membuat banyak orang tergelincir. Oleh karena itu, Tuhan mengingatkan bahwa jika mereka tidak bertobat, Tuhan akan merendahkan dan menghukum mereka.
Sadarkah Anda bahwa walaupun kita tidak layak dikasihi, Allah sangat mengasihi kita? Apakah Anda menghormati Allah yang Mahakasih, yang telah menebus dosa manusia melalui kematian Tuhan Yesus Kristus? Apakah setiap kesempatan melayani Tuhan sudah dilaksanakan sesuai dengan kehendak Tuhan atau masih menuruti kehendak diri sendiri? Sudahkah Anda mempersembahkan kepada Tuhan yang terbaik dari apa yang Anda miliki dalam hidup ini? [JSH]
"Seorang anak menghor mati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu?" Maleakhi 1:6a