Penuangan cawan ke muka bumi melambangkan hukuman Allah atas dunia. Para malaikat menuangkan cawan tersebut setelah mendengarkan perintah Allah (16:1). Perhatikan bahwa gambaran penghukuman di pasal ini memiliki banyak kemiripan dengan kisah sepuluh tulah yang dijatuhkan Allah kepada Mesir sebagai hukuman karena bangsa Mesir telah menindas umat Allah (Keluaran 7–12). Dalam kitab Wahyu, gambaran penghukuman Allah pertama-tama ditujukan kepada Kerajaan Romawi, dan selanjutnya kepada bangsa lain yang memusuhi dan menghujat Allah. Hukuman pertama hingga keempat adalah hukuman yang langsung berdampak pada manusia (penyakit, laut dan sungai menjadi rusak, matahari membakar, Wahyu 16:2-9). Hukuman kelima tertuju langsung ke takhta si Jahat di pusat pemerintahan Romawi (16:10-11). Hukuman keenam adalah hukuman langsung kepada Kerajaan Romawi yang digambarkan sebagai sungai Efrat yang mengering sehingga para raja dan tentara Persia bisa langsung menyeberang dan menyerang Kerajaan Romawi (16:12-14). Hukuman ketujuh digambarkan sebagai gempa dahsyat yang membelah Ibukota Kerajaan duniawi tersebut, yang digambarkan seperti kota Babel (16:17-21).
Apa yang diajarkan oleh gambaran penghukuman ini? Pertama, tindakan Allah ini bukan tindakan kejam, tetapi tindakan yang adil dan benar sebagai pembalasan terhadap orang-orang yang mengikuti si Iblis (16:5-7). Kedua, Yesus pasti akan datang kembali untuk menyelamatkan umat-Nya yang setia kepada-Nya (16:15). Ketiga, manusia yang mengikuti si Iblis bisa menjadi sangat tegar tengkuk, walaupun aneka hukuman dan kesakitan menimpa mereka, sehingga mereka tetap tidak mau bertobat, bahkan mereka tetap menghujat Allah (16:9, 11). [AH]
"Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang Kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini ... Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu." Wahyu 16:5b,7b