Filemon 1

Mementingkan Orang Lain

17 April 2021
Pengantar Kitab Filemon
Dibelenggu, Namun Tidak Terbelenggu

Pembaca Alkitab tidak selalu sadar bahwa ada lima surat Rasul Paulus yang ditulis dari dalam penjara, yaitu Surat Efesus (3:1; 4:1), Surat Filipi (1:12-14), Surat Kolose (1:24; 4:10,18), Surat 2 Timotius (2:9), dan Surat Filemon (1:1,9,23). Mengapa pembaca bisa tidak sadar bahwa Rasul Paulus sedang berada dalam penjara saat menulis surat-surat di atas? Alasannya adalah karena Rasul Paulus bersikap normal! Biasanya, orang yang menderita akan bersikap mengasihi diri sendiri secara berlebihan dan menganggap dirinya sebagai orang yang paling menderita di seluruh dunia. Dia menganggap semua orang yang memiliki andil dalam penderitaan yang dia alami sebagai orang yang telah berlaku zalim atau kejam dan sewenang-wenang. Seorang yang menderita karena kesalahannya sendiri pun biasanya sulit mengakui kesalahannya serta memiliki anggapan--bahkan keyakinan--bahwa dirinya benar dan orang lain yang bersalah. Oleh karena itu, saat berada dalam keadaan menderita, kebanyakan orang menyimpan kepahitan dan berhenti berbuat kebaikan.

Respons Rasul Paulus terhadap penderitaan amat mempesona. Pada masa itu, berada dalam penjara dalam keadaan terbelenggu sangat tidak nyaman. Karena Rasul Paulus dipenjarakan bukan karena melakukan perbuatan kriminal, pemenjaraan terhadap dirinya tidak selalu ketat. Sebagai contoh, saat dipenjara di kota Roma, beliau menjadi tahanan rumah dan tinggal bersama dengan seorang prajurit yang menjadi pengawalnya. Rasul Paulus dibelenggu seperti tahanan pada umumnya, tetapi beliau diizinkan menemui para tamu (Kisah Para Rasul 28:16-31). Sepanjang masa pelayanannya, beliau beberapa kali masuk keluar penjara. Menjelang akhir hidupnya, beliau menuliskan, "Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu." (2 Timotius 2:9).

Surat Filemon memberikan gambaran paling jelas tentang pelayanan yang masih terus dilakukan oleh Rasul Paulus saat beliau berada dalam penjara. Filemon adalah seorang yang bertobat karena pelayanan Rasul Paulus, sedangkan Onesimus adalah hamba--lebih tepat bila disebut "budak"--Filemon yang melarikan diri dari tuannya, lalu tertangkap dan bertobat saat bertemu dengan Rasul Paulus di penjara. Hidupnya berubah dan dia melayani Rasul Paulus dalam penjara. Setelah Onesimus bebas, Rasul Paulus memerintahkan agar dia kembali kepada Filemon dengan berbekal surat yang berisi pesan agar Filemon memaafkan dan menerima Onesimus. [GI Purnama]





Renungan GeMA 17 April 2021
Mementingkan Orang Lain

Rasul Paulus adalah seorang yang amat mengutamakan kepentingan orang-orang yang beliau layani. Saat berada di dalam penjara pun, beliau tidak pernah berhenti melayani dan memperhatikan kepentingan orang yang beliau layani. Onesimus--budak Filemon yang melarikan diri dan bertobat setelah bertemu dengan Rasul Paulus di penjara--adalah seorang yang sangat berguna bagi Rasul Paulus (1:11). Setelah Onesimus bebas dari penjara, sebenarnya bantuan Onesimus masih diperlukan. Akan tetapi, Rasul Paulus tidak mau bersikap egois. Onesimus harus mempertanggungjawabkan kesalahannya kepada Filemon. Akan tetapi, Rasul Paulus memahami pergumulan Onesimus. Oleh karena itu, Onesimus dibekali surat rekomendasi agar Filemon memaafkan Onesimus, bahkan bersedia menerima Onesimus bukan sebagai budak, tetapi sebagai saudara di dalam Kristus (1:9b-19). Dengan berbuat seperti itu, Rasul Paulus sekaligus memberi penghargaan kepada Filemon. Beliau menghendaki agar terjadi rekonsiliasi---atau pemulihan hubungan--antara Filemon dengan Onesimus. Akan tetapi, beliau berharap bahwa rekonsiliasi itu dilandasi oleh kesadaran, bukan karena perintah.

Perlu kita ingat bahwa Rasul Paulus bukan hanya memperhatikan Onesimus--yang bantuannya amat ia perlukan--dan Filemon yang merupakan pemimpin gereja lokal. Rasul Paulus juga mengingat Apfia, Arkhipus, dan para anggota jemaat yang biasa berkumpul di rumah Filemon (1:2). Rasul Paulus juga menyampaikan salam dari Epafras--teman sepenjara karena Kristus--serta dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas--para anggota tim pelayanan Rasul Paulus (1:23-24). Penyampaian salam itu menunjukkan bahwa Rasul Paulus menganggap semua orang yang ia sebut itu sebagai orang yang penting. Dia tidak menempatkan dirinya sebagai bintang yang bersinar sendiri, melainkan ia beranggapan bahwa semua orang harus dihargai.

Surat Filemon ini mengingatkan setiap pemimpin--termasuk kepala keluarga--agar memperhatikan kepentingan orang-orang yang ia pimpin dan juga memberikan penghargaan kepada para anggota tim. Bila Anda adalah seorang pemimpin, apakah Anda memperhatikan kebutuhan orang-orang yang Anda pimpin? Apakah Anda memberikan penghargaan yang pantas kepada orang-orang yang menjadi anggota tim Anda? [GI Purnama]

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design