Setiap orang, baik sadar maupun tidak, pasti memiliki panutan dalam menjalani hidup. Orang-orang yang hidupnya berdampak besar dan menginspirasi kita dalam menjalani hidup itu mungkin adalah orang tua kita sendiri, tetapi bisa juga figur publik. Bagi orang Israel, Musa adalah panutan. Sebagai salah satu nabi terbesar dalam Sejarah Israel, hal-hal spektakuler yang dilakukan Musa saat membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir tidak terlupakan. Apalagi, ia adalah sang pembawa hukum Taurat yang menjadi landasan hidup beriman bangsa Israel sebagai umat Allah.
Posisi Musa sebagai tokoh panutan dalam Perjanjian Lama membuat ia menjadi sorotan dalam pasal 3. Musa disebut sebagai pelayan yang setia dalam apa yang dipercayakan Allah (3:5). Namun, Musa hanyalah sekadar bayang-bayang dari Kristus. Sehebat-hebatnya Musa, kemuliaan Yesus Kristus lebih besar daripada Musa (3:3). Musa disebut sebagai pelayan, sedangkan Allah adalah ahli bangunan segala sesuatu, dan Kristus adalah Sang Anak yang mengepalai rumah-Nya (3:6). Yesus Kristus adalah teladan sempurna dalam kesetiaan menjalankan kehendak Allah. Dia datang ke dunia tanpa tujuan lain, selain melakukan kehendak Allah.
Pembandingan Musa dengan Kristus bukan tanpa alasan. Penulis memberi peringatan keras dengan menyinggung ketidaksetiaan dan kekerasan hati bangsa Israel saat mengembara di padang gurun (3:7-19). Ketidaksetiaan membuat generasi yang keluar dari Mesir dilarang masuk ke tempat perhentian, yaitu Tanah Kanaan. Peringatan ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita tidak mampu melangkah dengan kekuatan sendiri. Kita diundang untuk berjalan dengan iman yang disandarkan kepada-Nya. Saat Anda merasa hebat, bangga, dan sanggup melakukan segala sesuatu, berhati-hatilah agar Anda jangan jatuh, mengeraskan hati, dan tidak mau lagi mendengarkan suara-Nya. Identitas sebagai umat Allah tidak ditentukan oleh apa yang kita miliki dan apa yang bisa kita lakukan, tetapi didasarkan pada iman di dalam Kristus yang setia menuntaskan pekerjaan Bapa bagi kita. Banyak orang bisa memutuskan untuk mengikut Kristus, tetapi sedikit yang bisa setia kepada-Nya. Selama masih ada kesempatan, datanglah kepada Kristus dan biarkan Dia mengubah hati kita yang keras menjadi hati yang setia kepada-Nya!