Kita tidak dapat memisahkan pemahaman kita dengan perbuatan kita. Siapa Kristus bagi kita akan sangat berdampak pada cara kita menjalani kehidupan sehari-hari. Pasal terakhir Surat Ibrani berisi beragam nasihat praktis yang menunjukkan bahwa iman kepada Kristus tidak boleh berhenti sebatas pengetahuan tentang siapa Dia, tetapi harus diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Pasal ini adalah lanjutan dari bagian penutup yang berawal dari bagian akhir pasal sebelumnya. Bagian penutup ini menekankan identitas kita sebagai warga negara kerajaan Allah yang seharusnya beribadah kepada-Nya dalam seluruh aspek hidup kita (12:28). Melakukan berbagai nasihat dalam pasal 13 ini sangat penting, mengingat bahwa di sepanjang surat ini, berkali-kali penulis mengingatkan pembacanya untuk berhati-hati agar tidak jatuh dalam dosa dan meninggalkan Allah.
Dalam 13:1-6, penulis memberi beberapa nasihat umum tentang kasih, kekudusan seksual, dan rasa cukup. Mengasihi harus dimulai dari saudara seiman dan terpancar sampai kepada orang yang terpinggirkan dan diperlakukan secara tidak adil. Kekudusan seksual dibahas secara khusus karena hawa nafsu adalah sumber dosa yang bisa menimbulkan kehancuran. Lagi pula, masalah uang dan rasa cukup selalu menghantui kehidupan setiap orang percaya tanpa terkecuali. Selanjutnya, nasihat ini diikuti oleh nasihat mengenai pemimpin, terutama dalam lingkaran orang percaya (13:7-19). Menaati pemimpin amatlah penting dalam komunitas Kristen karena para pemimpinlah yang ditempatkan Tuhan untuk menjadi teladan dalam mengikut Kristus. Allah menekankan bahwa dalam semua aspek kehidupan, Kristus harus selalu menjadi pusat hidup kita. Semua nasihat praktis dalam bagian penutup ini bukan didasarkan pada rasa moral kemanusiaan, tetapi pada pribadi Yesus Kristus yang "tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya" (13:8). Bila kita percaya kepada Kristus, seharusnya Kristus mentransformasi setiap detail kehidupan kita, termasuk cara kita memandang diri sendiri, sesama, serta dunia. Kita tidak bisa percaya kepada Kristus tanpa membiarkan Dia mengambil alih kemudi hidup kita. Jika kita hidup di dalam Kristus, Ia seharusnya menjadi segala-galanya dalam hidup kita. Apakah Kristus sudah menjadi pusat kehidupan sehari-hari Anda?