Habakuk 1

Percaya bahwa Allah Tetap Bekerja

21 Mei 2022
Pengantar Kitab Habakuk
Bergumul Meyakini Kebijaksanaan Allah

Masalah kejahatan dan penderitaan adalah masalah yang ada di sepanjang zaman. Kita berharap bahwa masalah kejahatan dan penderitaan itu akan segera berakhir, tetapi ternyata pengharapan kita tak pernah terwujud secara permanen di dunia ini. Sebenarnya, masalah kejahatan dan penderitaan telah ada sejak manusia jatuh ke dalam dosa, dan akan terus ada sebelum Tuhan Yesus datang ke dunia untuk kedua kali. Masalah kejahatan dan penderitaan itu juga berkembang pada zaman Nabi Habakuk.

Kitab Habakuk diawali dengan percakapan antara Nabi Habakuk dengan Allah menyangkut masalah penderitaan. Nabi Habakuk hidup sekitar tahun 610-605 BC, sebelum Kerajaan Yehuda dihancurkan oleh tentara Babel. Sebutan "Habakuk" sama dengan sebuah kata Asyur yang berarti tanaman atau sayuran. Dalam LXX--yaitu terjemahan Alkitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani--kata ini muncul sebagai Ambakoum. Menurut seorang tokoh dalam sejarah gereja yang bernama Jerome, kata tersebut berasal dari sebuah kata Ibrani yang artinya "mengenggam" atau "memeluk", dan ia berkata bahwa Habakuk disebut "pelukan" baik karena kasihnya terhadap Tuhan dan bangsanya, maupun karena ia bergumul dengan Allah.

Pertanyaan Habakuk, "berapa lama lagi ..." (1:2) dan "mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan" (1:3) memperlihatkan keprihatinan Sang Nabi terhadap umat Yehuda yang tidak kunjung bertobat, bahkan semakin jahat, dan Allah seperti membiarkan hal itu. Para nabi jarang mengemukakan pertanyaan, tetapi kitab ini memakai pertanyaan untuk beralih dari pemikiran sang nabi menuju kebijaksanaan Allah. Hal ini memperlihatkan perjalanan iman yang jujur, yang diungkapkan sambil memandang kepada Allah.

Pasal 1-2 berisi pertanyaan-pertanyaan tentang cara kerja Allah yang membingungkan dan jawaban Allah. Pertanyaan pertama adalah bagaimana Allah dapat membiarkan umat-Nya berbuat begitu banyak dosa tanpa dihukum. Allah menjawab dengan menunjukkan bahwa Dia sebentar lagi akan memakai bangsa Kasdim atau Babel untuk menghukum Yehuda. Pertanyaan kedua adalah bagaimana Allah dapat mengizinkan bangsa kafir yang lebih jahat daripada Yehuda untuk menghukum Yehuda? Allah menjawab dengan meyakinkan sang nabi bahwa akan datang hari pembalasan bagi orang Kasdim. Pasal 3 berisi doa Habakuk yang belajar memercayai bahwa Allah tetap bekerja dan bahwa Allah tidak pernah salah langkah dalam setiap kebijakan-Nya bagi umat yang telah Ia dipilih serta Ia tebus. [GI Jumaria Chandra]





Renungan GeMA 21 Mei 2022
Percaya bahwa Allah Tetap Bekerja

Nabi Habakuk bergumul saat melihat terjadinya kejahatan, tetapi Allah seperti berdiam diri saja. Mengapa Allah membiarkan saja orang-orang yang telah mendengar firman Tuhan, tetapi tidak peduli terhadap kehendak-Nya. Mengapa mereka yang memutarbalikkan firman Tuhan dan menipu bisa dihormati dalam masyarakat? Sampai kapan mereka dibiarkan melakukan ketidakadilan? Mengapa Allah membiarkan Nabi Habakuk melihat kejahatan dan kelaliman? (1:2-3).

Sang Nabi bergumul saat melihat keadaan umat Yehuda yang hidup dalam kejahatan dan menindas sesamanya. Hukum tidak berdaya dan keadilan menghilang karena orang fasik menindas orang benar (1:4). Masa yang kacau itu adalah masa pemerintahan Raja Yoyakim (609-598 BC). Sebelum masa itu, terjadi reformasi besar-besaran saat Kerajaan Yehuda berada di bawah pemerintahan raja Yosia. Sayangnya, reformasi tidak berlanjut. Umat Yehuda kembali hidup dalam dosa.

Pertanyaan Sang Nabi dalam bacaan Alkitab hari ini bukan berarti bahwa ia meragukan Allah, melainkan bahwa ia memiliki iman yang hidup. Ia jujur dan mau menjalani proses bersama Allah untuk menjadi lebih baik. Ia bergumul melihat umat Yehuda yang mendengarkan firman Tuhan, namun tidak kunjung bertobat, bahkan semakin murtad, dan Allah seperti membiarkan saja. Ia makin bergumul ketika Allah menyatakan bahwa Ia akan membangkitkan bangsa kafir yang lebih jahat, yaitu bangsa Kasdim, untuk menghukum bangsa Yehuda (1:5-11). Sang Nabi mempertanyakan keadilan Tuhan (1:12-17), namun ia belajar memercayai bahwa Allah tetap bekerja. Kalimat "sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim," (1:6) menunjukkan bahwa Allah bekerja dalam cara yang sulit dipahami oleh hamba-Nya.

Bacaan Alkitab hari ini menjelaskan bahwa Allah tidak berdiam diri atas apa yang terjadi pada umat-Nya. Ia tetap bekerja walaupun caranya membingungkan dan membangkitkan pergumulan. Ingatlah perkataan Tuhan Yesus, "Bapaku bekerja sampai sekarang" (Yohanes 5:17). Sebagai orang percaya, apakah Anda yakin bahwa Allah tetap bekerja untuk kebaikan kita saat cara kerja Allah terasa membingungkan seperti pada masa pandemi yang belum kunjung berakhir ini? Apakah Anda meyakini bahwa Allah memiliki rencana yang baik melalui pandemi yang telah mengubah kondisi sosial masyarakat di seluruh dunia ini? [GI Jumaria Chandra]

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design