Pada masa kini, tantangan dosa seksual semakin meningkat. Perzinahan, percabulan, dan pemerkosaan tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga bisa dilakukan oleh anak-anak usia Sekolah Dasar. Akses untuk mendapat tontonan yang sensual dan erotis sangat mudah didapatkan. Budaya setempat makin merosot. Seks di luar nikah dianggap normal, sedangkan pernikahan sering ditampilkan sebagai hal yang tidak menyenangkan. Orang-orang yang menjaga kekudusan hidup dipandang rendah atau dikucilkan oleh komunitas yang menganggap seks di luar nikah sebagai kewajaran.
Di kota Korintus terdapat kuil Dewi Afrodit atau Dewi Cinta. Kuil ini mempekerjakan lebih dari seribu pelacur sebagai "rohaniwan" dan hubungan seks menjadi bagian dari ritual pemujaan. Dengan tegas, Rasul Paulus menyatakan bahwa orang Kristen tidak boleh melakukan percabulan, meskipun praktik percabulan diterima dan populer dalam budaya saat itu. Rasul Paulus mengemukakan tiga alasan: Pertama, tubuh orang percaya adalah anggota Kristus (6:15). Kedua, dosa percabulan mengikatkan pelaku menjadi satu tubuh dengan pasangan cabulnya. Ketiga, tubuh orang percaya adalah bait Roh Kudus yang tinggal dalam diri setiap orang percaya. Rasul Paulus menekankan bahwa tubuh kita adalah milik Allah. Oleh karena itu, melakukan apa pun dengan tubuh orang percaya harus dilakukan dengan seizin Tuhan, Sang Empunya tubuh orang percaya. Lagipula, secara logika, bagaimana mungkin Roh Kudus dapat bersanding dengan ketidakkudusan dalam "ruangan" yang sama? Kematian Kristus telah memerdekakan kita dari kenajisan/ketidakkudusan kita. Hargailah pengorbanan Kristus itu setinggi-tingginya dengan mengingat bahwa kebebasan itu harus dijalani sesuai dengan kehendak Tuhan. Orang percaya bebas melakukan apa pun selama dalam batas sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tuhan melarang dosa seksual bukan untuk mempersulit diri kita, tetapi untuk kebaikan kita. Tuhan tahu betapa menghancurkannya kekuatan dosa seksual itu, baik secara jasmani maupun secara rohani. Jangan remehkan kekuatan dosa seksual! Dosa seksual bisa menghancurkan keluarga, gereja, komunitas, bahkan negara. Apakah Anda bisa memberikan contoh kehancuran yang disebabkan oleh dosa seksual dalam berita-berita yang Anda dengar? Tuhan ingin melindungi kita dari kerusakan yang mengancam diri kita sendiri maupun orang lain. Tuhan menciptakan seks untuk dinikmati hanya dalam konteks pernikahan. Seks di luar pernikahan selalu bersifat merusak dan menyakiti. Ingat baik-baik: Dosa seksual bukan hanya menghancurkan hati orang lain, tetapi juga hati kita sendiri dan hati Tuhan!