Tidak ada kebenaran mutlak di dunia ini, yang ada hanya kebenaran relatif. Itulah pandangan relativisme yang beranggapan bahwa tidak ada standar objektif tunggal yang bisa digunakan untuk menilai segala sesuatu. Pandangan relativisme menilai segala sesuatu berdasarkan cara pandang—individu atau kelompok terkait—yang bersifat relatif. Inilah yang terlihat pada beberapa peristiwa yang diceritakan dalam bacaan Alkitab hari ini: Pertama, pencurian uang yang dilakukan oleh Mikha terhadap ibunya sebesar seribu seratus uang perak. Saat Mikha mengakui tindakannya, karena ia takut terhadap kutukan yang dikemukakan oleh ibunya, reaksi ibu Mikha justru memberikan berkat TUHAN kepada Mikha (17:1-3), Kedua, ibu Mikha menyuruh seseorang membuat patung pahatan dan patung tuangan dan menaruh patung-patung itu di rumah Mikha (17:4). Ketiga, Mikha menahbiskan anaknya menjadi imam dan merekrut seorang pemuda dari suku Lewi untuk menjadi bapa dan imam di rumah Mikha (17:7-12).
Ketiga peristiwa di atas menunjukkan bahwa kebenaran yang berlaku saat itu adalah kebenaran yang bersifat subjektif menurut sudut pandang ibu Mikha dan Mikha. Padahal, bila mempertimbangkan ketetapan yang telah TUHAN berikan, jelas bahwa tindakan ibu Mikha dan tindakan Mikha telah melanggar ketetapan yang TUHAN berikan. Akan tetapi, mereka tidak memedulikan ketetapan TUHAN dan tetap melakukan pelanggaran tanpa merasa bersalah. Ketiga peristiwa di atas secara jelas menggambarkan keadaan yang diuraikan dalam ayat 6, yaitu bahwa setiap orang melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Inilah kebenaran subjektif yang melandasi tindakan Ibu Mikha dan Mikha. Mereka memutuskan salah atau benar tanpa memedulikan ketetapan yang TUHAN berikan.
Pada masa kini, banyak orang Kristen mengabaikan kebenaran mutlak dalam kekristenan, dan menganggap semua kebenaran sebagai bersifat relatif. Kebenaran mutlak dianggap tidak sesuai dengan perikemanusiaan karena dipandang sebagai bersifat otoriter. Akibatnya, mereka tidak mau tunduk dan menaati kebenaran berdasarkan Alkitab serta membuat kebenaran sendiri yang mereka anggap sebagai kebenaran yang sesungguhnya. Sebagai contoh, Tuhan Yesus adalah satu-satunya Juruselamat manusia. Kebenaran ini bersifat mutlak dalam iman Kristen. Akan tetapi, banyak orang Kristen yang mengubah kebenaran ini dan mengatakan bahwa Tuhan Yesus hanya salah satu Juruselamat manusia. Apakah Anda bersedia tunduk pada kebenaran yang bersifat mutlak atau Anda mengikuti kebenaran umum yang bersifat relatif?