Hakim-hakim 20

Amarah yang Tidak Terbendung

6 Juli 2024
GI Roni Tan

Dugaan tidak selalu sama dengan kenyataan. Contohnya: Suatu hari, saya melihat sebuah mobil melintang di atas beton pembatas jalan. Beberapa orang berupaya mengeluarkan mobil itu dari atas beton pembatas jalan dengan memakai dongkrak. Saat melintas dan melihat peristiwa itu, saya menduga bahwa sang pengemudi mengendarai mobil secara ugal-ugalan, sehingga mobil itu meloncat ke atas pembatas jalan dalam keadaan melintang. Saya tidak memahami peristiwa yang sebenarnya, sehingga saya sadar bahwa dugaan saya mungkin saja salah. Dugaan yang berbeda dengan kenyataan mungkin saja terjadi dalam bacaan Alkitab hari ini. Suku-suku Israel sebenarnya tidak terlalu memahami peristiwa yang terjadi saat menerima potongan tubuh dari gundik orang Lewi itu. Mereka menghadapi fakta bahwa seseorang telah meninggal secara tragis. Peristiwa apa yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa kematian itu? Mereka pasti bertanya kepada orang Lewi itu, tetapi cerita yang disampaikan orang Lewi itu belum tentu sesuai dengan kenyataan. Kemungkinan, sebagian cerita tidak disampaikan, Sebagai contoh, kemungkinan besar, orang Lewi itu tidak akan menceritakan bahwa ialah yang menyerahkan gundiknya kepada orang Benyamin untuk keamanan dirinya sendiri. Yang jelas, cerita yang ia sampaikan telah menyulut emosi massa dan membuat semua orang yang mendengar kisah itu menjadi sangat marah, lalu menyerang suku Benyamin, sehingga suku Benyamin dan penduduk Gibea melawan. Terjadilah perang saudara di antara orang Israel. Peperangan ini membuat banyak orang tewas dari kedua belah pihak. Siapa yang diuntungkan? Tidak ada pihak yang diuntungkan! Sebaliknya, semua pihak rugi karena banyak orang tewas dalam peperangan itu.

Perasaan—termasuk rasa marah—merupakan pemberian Tuhan. Adalah wajar bila kita memiliki dan menunjukkan kemurahan. Akan tetapi, kemarahan harus dikendalikan agar jangan menjadi tak terkendali sehingga menghancurkan hal yang baik dari diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Bagaimana mengendalikan rasa marah? Dalam situasi apa pun, kita perlu mengamati dan memikirkan semua fakta secara cermat, sehingga kita bisa merespons secara tepat, termasuk mempertimbangkan apakah wajar bila kita meluapkan kemarahan kita. Kadang-kadang, bila kita bisa menahan kemarahan kita, suatu masalah bisa dengan mudah diselesaikan. Apakah Anda sudah membiasakan diri untuk berusaha mengamati dan mempertimbangkan semua fakta secara cermat sebelum merespons? Apakah Anda telah melatih diri Anda untuk menahan rasa marah sebelum menjadi tak terkendali?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design