Mazmur 59

Menghormati Allah

8 Oktober 2024
GI Wirawaty Yaputri

Salah satu cara menghormati Allah dalam hidup kita adalah dengan menghormati pemimpin yang dipilih dan dipakai Allah untuk memimpin diri kita. Daud menghormati Allah dengan menghormati Saul. Oleh karena itu, meskipun Daud memiliki kesempatan untuk membalas perbuatan Saul terhadap dirinya, ia tidak memanfaatkan kesempatan itu (1 Samuel 24:3-8). Saat Saul mengejar Daud dan hendak membunuh dia, Daud hanya lari dan menghindar. Sebagai pahlawan gagah perkasa yang telah mengalahkan Goliat dan membunuh banyak sekali orang Filistin, bukankah Daud mampu melawan ketika Saul mengejar dirinya? Ternyata Daud tidak mau melawan dan tidak mau merencanakan yang jahat terhadap Saul karena ia tahu bahwa Saul adalah raja yang diurapi Allah. Allah telah memilih Saul dan menetapkannya sebagai raja. Meskipun Saul mendatangkan banyak penderitaan terhadap Daud, Daud tidak membalas dan hanya berdoa kepada Allah. Daud menghormati pilihan dan ketetapan Allah atas diri Saul!

Konteks Mazmur 59 adalah saat Saul mengirim orang untuk mengawasi rumah Daud dan membunuh dia (59:1; 1 Samuel 19: 11-12). Dalam situasi tersebut, apa yang dilakukan Daud? Daud berseru dan berdoa kepada Allah. Ia memohon agar Allah menjadi benteng perlindungannya (59:2,10,17,18). Daud tahu bahwa rumah tempat tinggalnya tidak dapat menahan musuh. Hanya Allah yang dapat menjadi tempat perlindungan dan kota benteng yang teguh. Dalam 1 Samuel 19: 12 dicatat bahwa Mikhal, anak Saul, meloloskan Daud dari tangan Saul. Sungguh merupakan suatu ironi bagi Saul bahwa anaknya sendiri yang dipakai Allah untuk meloloskan Daud. Allah menjadi benteng perlindungan Daud dengan cara-Nya yang ajaib. Daud tidak memiliki siapa-siapa yang dapat menolongnya. Mikhal, istrinya, bisa saja memihak kepada Saul, ayahnya. Namun, Allah—sebagai kota benteng bagi Daud—tidak pernah meninggalkan Daud. Meskipun sendiri, yang penting Daud memiliki Allah. Jangan sampai memiliki banyak teman dan sekutu, tetapi tidak memiliki Allah. Teman dan sekutu dapat berubah hatinya. Mereka dapat berpihak kepada orang lain yang lebih mendatangkan keuntungan bagi mereka. Namun, Allah tidak berubah kasih dan setia-Nya kepada kita. Ia adalah kota benteng kita yang teguh. Ia mampu menyelamatkan kita dari apa pun dan siapa pun.

Dalam kehidupan ini, kita dapat bertemu dengan pemimpin-pemimpin yang lalim. Meskipun kita tidak bersalah seperti Daud (ay. 4-5), ada saja hal-hal yang dapat dipakai oleh pemimpin-pemimpin itu untuk mendatangkan penderitaan bagi kita. Kepada siapakah kita berseru? Sudahkah kita mendoakan mereka kepada Allah?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design