Mazmur 61

Gunung Batu Yang Tinggi

10 Oktober 2024
GI Wirawaty Yaputri

Tidak ada orang yang bebas dari masalah ketika masih hidup di dunia ini. Orang yang berada di posisi paling tinggi pun memiliki masalah. Orang yang sederhana juga memiliki masalah. Iman tidak membuat seseorang lepas dari masalah, tetapi iman menolong kita dalam mengatasi masalah. Konteks Mazmur 61 tidak jelas. Ada dugaan bahwa pergumulan dan masalah dialami Daud setelah ia menjadi raja dan anaknya—Absalom—memberontak. Namun, dugaan ini bukanlah kepastian. Ayat 7-9 mendukung dugaan bahwa mazmur ini ditulis setelah Daud menjadi raja. Namun, penyebab pergumulan Daud tidak jelas. Saat menghadapi pergumulan, Daud berseru kepada Allah (61:2). Sikap Daud ini patut ditiru. Pada masa kini, banyak orang berseru-seru di media sosial saat menghadapi masalah. Ada masalah yang menjadi viral dan mendapat perhatian dan dukungan publik, tetapi banyak pula masalah yang tidak mendapat respons. Orang percaya seharusnya pertama-tama berseru dan berdoa kepada Allah. Berseru tidak harus berarti berteriak secara lantang. Berseru kepada Allah berarti memohon dengan hati yang sungguh-sungguh percaya dan bergantung kepada Allah saja.

Daud berkata bahwa ia berseru dari ujung bumi (61:3). Perkataan ini tidak berarti bahwa Daud sedang benar-benar berada di ujung bumi, tetapi berarti bahwa ia merasa sedang jauh dari Allah. Kondisi seperti ini merupakan masa yang amat berat. Saat kita menghadapi masalah dan belum menemukan jalan keluar, kita mungkin merasa bahwa Allah itu begitu jauh dan tidak memedulikan kita. Bila kita berada dalam kondisi seperti itu, kita perlu meniru sikap Daud. Daud berkata bahwa hatinya lemah lesu, dan ia meminta Allah menuntunnya ke gunung batu yang lebih tinggi (61:3). Daud beranggapan bahwa di atas gunung batu yang tinggi, ia mendapat keamanan dan stabilitas saat badai besar terjadi di sekitar dirinya. Daud mengingat kembali bahwa Allah telah menjadi tempat perlindungannya, menara yang kuat terhadap musuh (61:4). Allah telah memberkati Daud dan memberikan kepadanya takhta sebagai raja atas umat-Nya. Oleh karena itu, Daud berani meminta agar Allah mengokohkan takhtanya (61:7-8). Kepercayaan Daud kepada Allah dikuatkan dengan mengingat siapa Allah baginya di masa yang lalu. Perbuatan Allah di masa lalu menjadi kekuatan bagi kita saat menghadapi masalah di masa kini. Allah yang menolong kita di masa lalu akan terus menolong kita karena Ia setia dan kasih-Nya tidak berubah. Apakah Anda berseru kepada Allah saat menghadapi masalah? Apakah Anda mengingat perbuatan Allah di masa lampau? Apakah Anda tetap memercayai Allah ketika Anda menghadapi masalah yang terasa berat?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design