1 Raja-raja 1:1-27

Kenalilah Kehendak Allah!

2 Januari 2025
GI Tommy Chendana

RAJA Segala Raja dan TUHAN Segala Tuan

Kitab 1-2 Raja-raja menceritakan sejarah bangsa Israel, mulai dari masa pemerintahan Raja Salomo hingga kehancuran Yerusalem dan pembuangan ke Babel. Kitab ini diawali dengan kejayaan Salomo yang dikenal dengan kebijaksanaannya, terutama dalam membangun Bait Allah. Namun, setelah ia wafat, kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Israel di bagian utara dan Kerajaan Yehuda di bagian selatan. Selanjutnya, kitab ini menceritakan tentang raja-raja yang memimpin kedua kerajaan tersebut. Sayangnya, raja-raja Israel dan sebagian raja Yehuda gagal mematuhi perintah Allah, sehingga menyebabkan kehancuran moral dan spiritual rakyat. Raja-raja seharusnya meneladani Raja Daud yang berkenan di hati Allah (1 Raja-raja 11:4,6; 15:3; 15:11; 2 Raja-raja 14:3; 16:2; 22:2).

Kitab 1 Raja-raja mengisahkan kemunduran kerajaan yang berakhir dengan penghukuman Allah, sedangkan Kitab 2 Raja-raja mengisahkan kejatuhan dan pembuangan bangsa Israel. Kedua kitab ini mengajarkan pentingnya ketaatan kepada Allah dan peringatan keras terhadap penyembahan berhala. Para nabi seperti Elia dan Elisa berperan penting dalam mengingatkan para raja dan umat Isarel untuk kembali kepada Allah. Namun, peringatan kedua nabi ini sering diabaikan, sehingga mengakibatkan dihancurkannya bangsa Israel oleh bangsa Asyur dan dihancurkannya bangsa Yehuda oleh bangsa Babel. Meskipun demikian, Allah tetap setia pada janji-Nya kepada Daud. Janji pemulihan bagi bangsa Israel dan Yehuda diungkapkan dalam 2 Raja-raja 13:23, "Tetapi, TUHAN mengasihani serta menyayangi mereka. Ia berpaling kepada mereka oleh karena perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Ia tidak ingin memusnahkan dan membuang mereka dari hadapan-Nya sampai sekarang."

Kedua kitab ini mengajarkan banyak hal penting tentang dosa dan konsekuensinya. Di satu sisi, kitab ini mengungkapkan bahwa pengabaian manusia yang terus-menerus terhadap perintah Allah serta kesombongan penolakan untuk bertobat mendatangkan hukuman yang berat. Di sisi lain, kita bisa melihat keagungan dan kesabaran kasih Allah yang tak terbatas. Dengan penuh kasih, Allah terus menanti dan mengundang umat-Nya untuk kembali kepada-Nya. Pesan kedua kitab ini tetap relevan bagi kita hingga hari ini. Kedua kitab ini mengingatkan bahwa meskipun dunia menolak Allah, kesetiaan kepada Allah harus selalu kita pegang teguh karena Dia adalah Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan, yang layak menerima segala pujian, hormat, dan kemuliaan sampai selama-lamanya. [GI Tommy Chendana]

Kenalilah Kehendak Allah!
Kamis, 2 Januari 2025

Bacaan Alkitab hari ini:
1 Raja-raja 1:1-27

Pergantian kepemimpinan dalam sebuah organisasi sering sulit untuk diputuskan. Kesulitan itu disebabkan karena orang yang dipilih menjadi pemimpin harus orang yang betul-betul tepat dan cakap untuk meneruskan kepemimpinan sebelumnya. Di awal kitab ini, dikisahkan tentang kondisi Raja Daud yang sudah berusia lanjut dan—bahkan sangat mungkin—sudah sakit-sakitan (1:1-2). Daud adalah orang yang berkenan di hati Tuhan (1 Samuel 13:14). Dia juga dikenal sebagai pahlawan yang gagah perkasa. Walaupun sukses meraih kekuasaan, ia tidak bisa menghindari faktor penuaan. Oleh sebab itu, harus ada pengganti yang melanjutkan kepemimpinannya sebagai raja Israel.

Melihat kondisi Daud yang makin menua dan melemah, Adonia—anak keempat Daud (2 Samuel 3:4)—berinisiatif untuk mendeklarasikan diri sebagai raja menggantikan ayahnya. Dengan sombong, Adonia berkata, "Aku hendak menjadi raja." (1:5). Pernyataan itu—yang kemudian dilanjutkan dengan melantik diri sendiri menjadi raja—menunjukkan sikap arogansi. Adonia tidak merasa perlu bertanya kepada Allah, bahkan ia tidak merasa perlu diurapi oleh nabi atau imam, padahal ia tahu betul bahwa posisi sebagai raja Israel itu dipilih dan diberikan oleh TUHAN. Kisah perebutan kekuasaan ini mengingatkan kita bahwa yang terpenting saat terjadi pergantian kepemimpinan bukan menentukan siapa yang pantas menempati posisi itu, tetapi mengenali kehendak Allah serta bersikap tunduk terhadap wewenang Allah dalam menentukan sang pengganti. Allah berfirman bahwa Ia akan membangkitkan anak Daud yang akan Ia pilih untuk menjadi raja serta mendirikan Bait Allah (2 Samuel 7:12). Yang menjadi pertanyaan adalah anak Daud yang mana yang akan dipilih? Secara posisi dan budaya masa itu, Adonia pantas menduduki takhta Daud dan menjadi raja Israel. Akan tetapi, Allah tidak memilih Adonia, melainkan Salomo. Kesalahan terbesar Adonia dan semua pengikutnya adalah bahwa mereka tidak mencari kehendak Allah. Adonia terjerumus oleh perbuatannya sendiri (bandingkan dengan Mazmur 9:17b).

Bacaan Alkitab hari ini menjelaskan bahwa penentuan pengganti Daud sebagai raja bukan sekadar masalah politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan, melainkan (terutama) berkaitan dengan kehendak dan wewenang Allah. Penentuan pemimpin Kristen seharusnya tidak hanya didasarkan pada kemampuan atau hak untuk menjadi pemimpin, tetapi didasarkan pada kehendak Allah. Bagaimana cara menentukan pemimpin di gereja Anda? Apakah Anda sudah ikut berdoa agar para pemimpin di gereja Anda memiliki hati seperti Kristus, selalu mencari kehendak Allah, dan selalu berusaha menyenangkan hati-Nya?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design