REDAKSI
Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Kesulitan hidup bisa kita pandang secara negatif dan membuat kita menjadi egois, tidak peduli terhadap orang lain di sekitar kita. Akan tetapi, kesulitan hidup juga bisa membuat kita memandang Allah dan berharap kepada pertolongan-Nya. Bila kita mengingat berkat Allah yang telah kita terima, kita akan melihat bahwa Allah selalu memelihara kita dengan berbagai cara yang tidak selalu bisa kita duga. Secara positif, kita bisa memandang kesulitan hidup sebagai cara Allah mendidik kita agar kita hidup dengan bergantung kepada Dia yang memelihara kita. Pertolongan Allah bisa kita pandang sebagai sarana bagi kita untuk bersaksi tentang kebaikan Allah. Kesulitan yang dialami oleh orang-orang di sekitar kita bisa kita pandang sebagai kesempatan untuk menolong dan menjadi berkat bagi mereka. Kehidupan umat Allah yang saling memperhatikan, saling mengasihi, dan saling tolong-menolong akan membuat kita menjadi terang yang bercahaya di tengah dunia yang gelap ini.
Pada edisi ini, kita akan bersama-sama menyelesaikan pembacaan dan perenungan kitab Kisah Para Rasul (pasal 12-28), serta membaca dan merenungkan kitab Pengkhotbah, sebagian kitab Mazmur (pasal 73-89), kitab Kolose, dan juga mengikuti dua renungan khusus berkaitan dengan peran umat Kristen sebagai warga negara. Kisah Para Rasul mengingatkan bahwa gereja tidak boleh hanya memperhatikan diri sendiri, tetapi gereja harus berjuang untuk melaksanakan misi Allah dan menjadi berkat bagi dunia ini. Kitab Pengkhotbah mengingatkan kita bahwa tanpa Kristus, hidup kita merupakan suatu kesia-siaan. Hidup hanya berarti bila kita memiliki pengharapan akan kebangkitan orang mati yang tersedia di dalam Yesus Kristus. Mazmur 73-89 adalah kumpulan mazmur yang menolong kita untuk berpikir tentang realitas penderitaan. Saat menderita, kita perlu mengingat kesetiaan TUHAN dalam sejarah masa lampau yang telah kita lewati agar kita bisa menghadapi penderitaan dengan tetap bersandar kepada TUHAN. Kitab Kolose mengingatkan kita untuk memandang Kristus sebagai pusat kehidupan kita serta menyesuaikan cara hidup kita dengan identitas baru yang kita miliki di dalam Kristus.
Kami berharap bahwa buku renungan GeMA ini tetap dapat menjadi berkat bagi seluruh pembaca. Doakanlah para penulis, penerjemah, editor, staf, serta pihak percetakan dan ekspedisi yang bekerja sama untuk bisa menghadirkan GeMA tepat waktu. Semoga GeMA tetap menjadi berkat bagi kita semua.
Allah itu BerdaulatBacaan Alkitab hari ini:
Kisah Para Rasul 12:1-23
Allah yang kita sembah adalah Allah yang berdaulat. Artinya, Allah memegang kekuasaan tertinggi untuk membuat keputusan dalam hidup kita. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Allah membiarkan Rasul Yakobus, saudara dari Rasul Yohanes, dibunuh dengan pedang. Akan tetapi, Allah mengutus seorang malaikat Tuhan untuk membebaskan Rasul Petrus. Mengapa perlakuan Allah terhadap kedua rasul itu berbeda? Apakah Rasul Petrus lebih baik atau lebih beriman daripada Rasul Yakobus? Sebenarnya, kita tidak mungkin bisa memahami secara persis mengapa perlakuan Allah kepada kedua rasul itu berbeda! Yang bisa kita katakan dengan keyakinan adalah bahwa Allah berdaulat atas kehidupan umat-Nya dan kita tidak boleh mempertanyakan keputusan-Nya! Keputusan Allah itu selalu benar dan baik walaupun kita tidak selalu bisa mengetahui seluruh pertimbangan Allah saat Dia mengambil keputusan!
Kematian Rasul Yakobus dan penangkapan Rasul Petrus membuat jemaat di kota Yerusalem makin terdorong untuk bersatu mendoakan Rasul Petrus dengan tekun. Doa mereka didengar oleh Tuhan, dan Tuhan mengabulkan doa mereka. Tuhan mengutus seorang malaikat untuk membebaskan Rasul Petrus. Yang menarik, saat seorang hamba perempuan bernama Rode melapor kepada jemaat yang sedang bersekutu dalam doa bahwa Rasul Petrus telah bebas dan telah datang berkunjung, mereka mengira bahwa Rode sedang mengigau atau berhalusinasi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka berdoa kepada Allah tanpa keyakinan bahwa doa mereka akan segera dikabulkan. Sekalipun demikian, ternyata Allah tetap mengabulkan doa mereka.
Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan beberapa hal penting tentang doa: Pertama, doa tidak dimaksudkan untuk mendikte Allah, tetapi doa mengungkapkan ketergantungan kita kepada Allah. Kedua, walaupun doa tidak boleh menjadi alat untuk memaksa agar Allah mengikuti kemauan kita, kita harus menyadari bahwa berdoa adalah kehendak Allah bagi kita. Saat Allah mengabulkan permohonan kita, kita harus merespons dengan mengucap syukur. Ketiga, semua masalah yang kita hadapi harus kita pandang sebagai sarana di tangan Allah untuk mengingatkan kita agar selalu bersandar kepada Allah dan mengharapkan kemurahan-Nya. Keempat, peristiwa pembebasan Rasul Petrus dari penjara membuktikan bahwa bagi Allah, tidak ada sesuatu yang mustahil. Apakah Anda sudah hidup dengan bersandar kepada Allah? Saat gereja Anda merancang suatu program sebagai respons ketaatan terhadap kehendak Allah, apakah para pemimpin di gereja Anda berani meyakini bahwa Allah sanggup membuat gereja-Nya melakukan apa yang Allah kehendaki?