Secara manusiawi, sulit untuk menghindar dari komplotan pembunuh berjumlah lebih dari 40 orang yang telah bertekad untuk melakukan pembunuhan dengan menghalalkan segala cara. Akan tetapi, syukurlah bahwa Allah tidak pernah lalai melindungi hamba-Nya. Rencana pembunuhan itu didengar oleh keponakan Rasul Paulus, anak saudara perempuannya, sehingga rencana pembunuhan itu segera diberitahukan kepada Rasul Paulus dan bisa langsung dilaporkan kepada kepala pasukan yang bernama Klaudius Lisias. Setelah mendengar rencana tersebut, kepala pasukan langsung melakukan langkah pengamanan untuk menggagalkan rencana pembunuhan tersebut.
Sepanjang sejarah gereja, usaha memusnahkan kekristenan telah amat sering terjadi. Yesus Kristus, Sang Mesias, juga sering dijebak, dihambat, dan ingin dibunuh oleh orang-orang Yahudi. Akan tetapi, rencana Allah tidak pernah gagal! Rencana manusia tidak akan pernah terlaksana bila Allah tidak mengizinkan rencana tersebut terjadi. Dalam hikmat-Nya, kadang-kadang Allah membiarkan hamba-Nya terbunuh, bahkan Allah telah merencanakan bahwa Yesus Kristus akan mati di kayu salib untuk menyelamatkan setiap orang yang bersedia bertobat dan percaya kepada-Nya. Dalam sejarah misi, kadang-kadang kematian hamba-Nya menjadi tonggak pembuka masuknya berita Injil di suatu kawasan. Di negara atau daerah tertentu, ancaman pembunuhan terhadap umat Allah masih ada. Akan tetapi, kita bisa meyakini bahwa tanpa izin Allah, para pembenci kekristenan tidak mungkin akan berhasil mengeksekusi rencana pembunuhan terhadap umat Allah. Lama hidup seseorang tidak ditentukan oleh para pembunuh, tetapi oleh Allah!
Di Indonesia, ancaman pembunuhan terhadap umat Tuhan bisa saja sewaktu-waktu muncul. Pengeboman dan pembakaran gereja bisa saja terulang di masa depan. Bagaimana sikap gereja terhadap adanya kemungkinan munculnya ancaman di masa depan? Pertama, gereja tidak perlu ketakutan karena bencana hanya bisa terjadi bila Allah mengizinkan hal itu terjadi. Kedua, bila bencana terjadi, Allah bisa memakai bencana itu untuk kebaikan umat-Nya yang mengasihi Dia. Ketiga, adanya kemungkinan terjadinya bencana menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang lemah yang memerlukan perlindungan Allah. Dengan demikian, kerentanan kita seharusnya membuat kita lebih banyak berdoa dan bergantung pada perlindungan Tuhan. Saat mendengar isu rencana terjadinya kerusuhan atau pengeboman atau pembakaran gereja, apakah Anda merasa ketakutan dan tidak berani keluar rumah atau Anda bisa tetap tenang karena Anda memercayai perlindungan Allah?