Sebenarnya, orang-orang yang paling gigih memusuhi Rasul Paulus adalah para pemimpin agama. Dari tampak luar, mereka seperti memusuhi Rasul Paulus. Akan tetapi, inti sebenarnya dari sikap para pemimpin agama itu adalah memusuhi Yesus Kristus, Sang Mesias, yang telah membuat hati nurani mereka menuding kemunafikan diri mereka sendiri. Untuk menutupi rasa bersalah yang mengganggu hati nurani mereka, mereka secara gigih mencari-cari kesalahan para pengikut Kristus, bahkan mereka bisa memakai cara brutal atau cara yang kejam dan tanpa aturan. Mereka memanfaatkan semua celah untuk membuat tuduhan palsu kepada para pengikut Kristus. Saat Rasul Paulus berkunjung ke Bait Allah untuk mengikuti aturan penahiran yang didasarkan pada hukum Taurat, mereka tidak memberi komentar karena tidak mau memperhitungkan tindakan tersebut sebagai wujud ketaatan kepada hukum Taurat. Akan tetapi, saat melihat kebersamaan Rasul Paulus dengan orang-orang Yunani, mereka memanfaatkan kesempatan itu untuk menyebarkan rumor bahwa Rasul Paulus telah menajiskan Bait Allah dengan membawa orang Yunani ke bagian yang tidak diizinkan untuk dimasuki oleh orang-orang yang tidak bersunat. Para pemimpin agama itu juga mendukung rencana orang-orang Yahudi yang ingin main hakim sendiri dan ingin membunuh Rasul Paulus tanpa menantikan keputusan pengadilan karena sebenarnya mereka sadar bahwa tuduhan yang mereka ajukan didasarkan pada fitnah.
Sampai saat ini, umat Kristen di berbagai negara, termasuk di beberapa daerah di Indonesia, masih menghadapi musuh-musuh brutal, yang dikuasai keinginan yang berkobar-kobar untuk menganiaya—bahkan membunuh—orang-orang Kristen yang mereka benci. Sebagian dari musuh-musuh yang brutal itu merupakan pemimpin agama atau orang-orang berpendidikan tinggi yang dengan jeli berusaha memanfaatkan celah hukum untuk menindas para pengikut Kristus. Saat menghadapi musuh-musuh yang brutal, kaum Kristen harus waspada agar tidak ikut-ikutan bersikap brutal! Yesus Kristus tidak mengizinkan kita membalas kejahatan dengan kejahatan! Kita harus berlaku cerdik, tetapi tidak boleh bersikap licik! Kita mencela mereka yang menebar fitnah, tetapi kita harus waspada agar kita tidak ikut-ikutan membalas dengan menebar fitnah! Saat Anda merasa tidak menyukai seseorang—termasuk rekan kerja, teman sepelayanan, anggota keluarga, tetangga, dan sebagainya—apakah Anda bisa tetap melandasi sikap, tindakan, dan perkataan Anda dengan kasih Kristus yang telah Anda terima? Apakah Anda menyadari bahwa mereka yang membenci Anda adalah mereka yang harus Anda kasihi?