Yeremia 1

Panggilan TUHAN

1 September 2025
GI Wirawaty Yaputri

REDAKSI

Salam sejahtera dalam kasih Kristus.

Hidup ini tidak pernah bebas dari masalah. Setelah satu masalah selesai, masalah berikutnya akan muncul. Kesulitan ekonomi, bencana alam, penyakit, dan berbagai masalah lain terus datang silih berganti. Saat kita merasa kuat, ternyata bahwa kita sebenarnya lemah. Kita hanya bisa kuat bila Tuhan menopang kita. Yakinilah bahwa TUHAN berkuasa mengatur apa yang bisa terjadi pada diri kita. Sebagian pembaca mungkin merasa cemas karena kondisi ekonomi yang belum membaik. Mungkin, ada di antara kita yang kehilangan pekerjaan, dan mungkin ada pula yang sedang sakit. Kita tidak bisa mengandalkan diri sendiri karena kita tidak memiliki kuasa untuk menentukan apa yang bisa terjadi di masa depan. Apa pun juga yang sedang kita alami saat ini, kita hanya bisa merasa aman dan tenang bila kita bersandar kepada Tuhan.

Pada edisi ini, kita akan membaca dan merenungkan kitab Nabi Yeremia dan kitab Ratapan, serta mengikuti renungan khusus berkaitan dengan peringatan Hari Reformasi. Kitab Yeremia bisa dipandang sebagai dakwaan terhadap umat Yehuda yang telah melanggar perjanjian dengan Allah. Umat Yehuda didakwa sebagai telah berulang-ulang melanggar hukum Allah, terutama karena mereka sering tergoda untuk ikut menyembah ilah-ilah yang disembah bangsa-bangsa asing yang berinteraksi dengan mereka. Bangsa Babel adalah alat yang dipakai TUHAN untuk menghukum bangsa Yehuda, yaitu dengan menghancurkan kota Yerusalem dan Bait Suci di kota itu. Akan tetapi, bangsa Babel pun tidak luput dari hukuman karena tindakan mereka yang berlebihan. Kitab Ratapan berisi ratapan terhadap hancurnya kota Yerusalem dan Bait Suci yang terdapat di kota itu. Saat membaca kitab Yeremia dan Ratapan, kita bukan hanya perlu mengingat kedahsyatan murka Allah terhadap dosa, tetapi kita juga harus mengingat bahwa hukuman Allah itu disertai dengan anugerah pengharapan bahwa Allah yang menghukum juga merupakan Allah yang memulihkan setiap orang yang berharap kepada-Nya. Seri renungan reformasi mengingatkan kita untuk ikut terlibat dalam agenda reformasi Tuhan serta mengalami reformasi secara pribadi dengan tetap menjaga ketulusan dan kerendahhatian.

Kami berharap bahwa buku renungan GeMA ini terus menjadi pendamping bagi pembaca untuk menemukan berkat-berkat rohani. Doakanlah agar TUHAN memberkati para penulis, penerjemah, editor, dan staf yang telah bekerja sama untuk menghadirkan GeMA tepat waktu. Semoga GeMA menjadi berkat bagi kita semua.

Yeremia: Jaksa Perjanjian

Salah satu tema yang sangat penting dalam Alkitab adalah tentang Perjanjian Allah. Ini adalah tema yang terus muncul sejak dari mulanya. Relasi Allah dengan umat-Nya adalah relasi Perjanjian. Allah memulai perjanjian dengan Adam di Taman Eden, kemudian dilanjutkan dengan Nuh, Abraham, Musa, Daud, dan sampai kepada orang percaya di semua zaman. Pada masa Perjanjian Baru, Tuhan Yesus mengurbankan diri-Nya, dan darah-Nya merupakan darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa serta mengesahkan perjanjian baru antara Allah dan manusia (Matius 26:28).

Kitab Yeremia adalah kitab yang membahas perjanjian antara Allah dengan umat-Nya. Tugas Yeremia sangat mirip dengan tugas jaksa, yaitu mendakwa umat Allah yang selama ratusan tahun telah berulang-ulang melanggar perjanjian antara Allah dengan umat-Nya yang diadakan melalui perantaraan Musa di Gunung Sinai. Yeremia mendakwa umat TUHAN atas pelanggaran yang telah mereka lakukan terhadap perjanjian itu, dan ia meminta mereka untuk bertobat. Bila tidak bertobat, TUHAN akan mendatangkan kutuk terhadap umat-Nya (Ulangan 28:15-68). Umat TUHAN didakwa bahwa mereka dengan sengaja melanggar hukum Allah (Yeremia 11:1-8). Pelanggaran utama mereka adalah menyembah ilah-ilah lain, misalnya Baal (11:13). Umat Allah melanggar perjanjian dengan mencari pertolongan politik dan militer kepada bangsa lain saat mereka menghadapi ancaman Babel (2:18). Mereka seharusnya datang dan bergantung kepada Allah yang telah menyelamatkan mereka dari tangan bangsa Mesir serta dari musuh-musuh yang lain. Akan tetapi, mereka malah mengesampingkan Allah dan mencari pertolongan kepada bangsa Mesir yang dahulu telah dikalahkan Allah. Selain itu, umat Allah juga melanggar perintah Allah dengan melakukan pekerjaan mengangkut barang dagangan di hari Sabat, padahal seharusnya mereka menguduskan—atau mengkhususkan—hari Sabat untuk beribadah dan beristirahat (17:19-27). Umat TUHAN juga melanggar perintah Allah dalam hubungan dengan sesama. Mereka berbohong dan menipu (9:1-6) serta tidak menuruti hukum pembebasan budak (34:8-22), bahkan mereka melakukan perbuatan yang menjijikkan, yaitu mempersembahkan anak-anak mereka kepada para ilah (32:35). Oleh karena itu, Allah akan menghukum umat-Nya! Namun, dalam anugerah-Nya yang besar, Ia akan mengikat perjanjian yang baru dengan umat-Nya, yaitu kaum Israel dan Yehuda (31:31), dan hal ini sudah digenapi di dalam Kristus. [GI Wirawaty Yaputri]

Panggilan TUHAN
Senin, 1 September 2025

Bacaan Alkitab hari ini:
Yeremia 1

Semua nabi yang dicatat dalam Alkitab memiliki rekam jejak kehidupan dan panggilan yang jelas. Seseorang disebut nabi karena ia dipanggil Allah untuk menyampaikan pesan Allah kepada umat-Nya. Seseorang menjadi nabi bukan karena kemauannya sendiri, melainkan karena adanya panggilan Allah yang jelas. Sebelum menyampaikan pesan Allah, para nabi umumnya diperkenalkan atau memperkenalkan diri mereka, misalnya asal usul keluarga, tempat tinggal, masa pelayanan, dan panggilan mereka (1:1-5). Perkenalan ini membuktikan bahwa pesan yang mereka sampaikan berasal dari Allah, sehingga pesan mereka mengandung otoritas Allah. Mereka juga melayani pada konteks waktu atau konteks historis yang jelas. Mereka bukan tokoh legenda, melainkan mereka adalah manusia biasa yang dipakai Allah untuk menyampaikan kehendak Allah kepada umat-Nya.

Panggilan yang jelas dalam kehidupan para nabi menolong mereka untuk bertahan menghadapi kesulitan dalam pelayanan mereka. Nabi Yeremia mendapatkan firman Tuhan yang mengatakan kepadanya bahwa Allah sudah mengenal dia sebelum ia dibentuk dalam rahim ibunya. Sebelum ia keluar dari kandungan, Allah telah menguduskan dan menetapkan dia menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Meskipun Nabi Yeremia merasa takut karena ia masih muda, Allah menguatkan Nabi Yeremia untuk tidak perlu merasa takut, melainkan ia harus menaati apa pun yang diperintahkan Allah. Allah berjanji untuk menyertai Nabi Yeremia dalam pelayanannya. Sebelum Nabi Yeremia mulai menjalankan tugas, Allah lebih dahulu menjamah mulutnya dan menaruh perkataan-perkataan-Nya dalam mulut sang nabi (1:5-9). Allah menyucikan dan menjamah mulut Nabi Yeremia, sehingga mulutnya bisa menjadi alat yang dipakai TUHAN untuk menyampaikan firman-Nya yang kudus. Peristiwa yang terjadi pada Nabi Yeremia mengingatkan kita pada Nabi Yesaya, yang dipanggil dan diutus Allah untuk memberitakan firman-Nya. Sebelum Nabi Yesaya mulai bertugas, melalui malaikat-Nya, Allah juga menyucikan mulut nabi Yesaya (Yesaya 6:6-7).

Bila Allah memanggil kita, Ia tidak akan membiarkan kita begitu saja. Panggilan Allah selalu disertai penyertaan Allah terhadap siapa pun yang Ia panggil. Ketika Ia "mengutus" seseorang, baik sebagai rohaniwan di gereja atau di lembaga Kristen atau sebagai misionaris atau untuk melakukan tugas apa pun, Allah pasti akan melengkapi orang itu. Tuhan Yesus mengutus setiap orang percaya untuk pergi memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa murid-Nya, dan Ia berjanji untuk menyertai kita (Markus 16:15; Matius 28:18-20). Apakah Anda menyadari panggilan Anda dan telah melaksanakan panggilan tersebut?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design