Ratapan 1

Kehancuran Akibat Dosa

19 Oktober 2025
GI Mario Novanno

Keadilan Tuhan dan Rahmat-Nya

Meskipun nama penulis kitab Ratapan tidak dicantumkan, diyakini bahwa penulis kitab ini adalah Nabi Yeremia. Dalam Septuaginta— terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani—nama "Yeremia" disebut di bagian pengantar kitab Ratapan. Tradisi para rabi Yahudi sejak abad pertama Masehi meyakini bahwa Nabi Yeremia adalah penulis kitab Ratapan. Keyakinan bahwa kitab Ratapan ditulis oleh Nabi Yeremia didasarkan pada dua hal, yaitu: Pertama, Nabi Yeremia menulis syair-syair ratapan mengenai Raja Yosia (2 Tawarikh 35:25). Kedua, beberapa bagian kitab Yeremia—misalnya Yeremia 7:29; 8:22-9:1—menunjukkan kaitan yang sangat erat antara kitab Yeremia dengan kitab Ratapan.

Kitab Ratapan ditulis dalam bentuk puisi. Sayangnya, keindahan struktur kitab Ratapan hanya bisa dilihat dalam Alkitab bahasa Ibrani dan tidak bisa dilihat dalam terjemahan. Pasal 1, 2, 4, dan 5 terdiri dari 22 ayat, sedangkan pasal 3 terdiri dari 66 ayat. Pasal 1, 2, dan 4 masing-masing merupakan syair yang terdiri dari 22 bait dengan ketentuan 1 ayat merupakan 1 bait; sedangkan pasal 3 juga terdiri dari 22 bait dengan ketentuan 3 ayat merupakan satu bait. Pasal 1-4 disusun berdasarkan struktur alfabet-akrostik, yaitu bahwa setiap bait diawali dengan huruf Ibrani yang disusun secara berurutan mengikuti urutan alfabet Ibrani. Jumlah 22 bait sesuai dengan jumlah huruf dalam alfabet Ibrani. Pasal 5 tidak berbentuk akrostik, tetapi jumlah ayat atau jumlah bait dalam pasal itu juga 22. Kitab ini disebut sebagai kitab Ratapan karena seluruh puisi dalam kitab itu mengungkapkan kesedihan Nabi Yeremia yang mendalam atas kehancuran kota Yerusalem dan Bait Suci yang terdapat di kota itu, yang disebabkan oleh serangan tentara Babel pada tahun 587 SM. Kitab Ratapan biasa dibaca setiap tahun oleh umat Yahudi pada acara peringatan penghancuran kota Yerusalem dan Bait Suci setiap tanggal 9 bulan Ab Kalender Yahudi (atau bulan Juli-Agustus dalam Kalender Masehi yang kita pakai saat ini).

Saat membaca kitab Ratapan, ingatlah bahwa walaupun seluruh puisi dalam kitab Ratapan mengisahkan penderitaan yang dialami umat Yehuda, kitab tersebut bukan sekadar mengajak umat Yehuda untuk meratap, melainkan juga untuk mengajarkan hal-hal penting, yaitu: Pertama, penderitaan umat Yehuda terjadi karena mereka bersikap tegar tengkuk dengan terus-menerus jatuh di dalam dosa. Karena mereka tidak mau sungguh-sungguh bertobat dan tetap terus berbuat dosa, Tuhan menghukum mereka dengan membiarkan tentara Babel menghancurkan kota Yerusalem dan Bait Suci yang terdapat di kota itu. Kedua, tidak selamanya Tuhan itu murka. Di balik murka-Nya, selalu tersedia kasih setia Tuhan yang sanggup memberi damai sejahtera. Penderitaan mematahkan semangat, tetapi pengharapan kepada Tuhan akan membangkitkan semangat baru serta memberi kekuatan untuk tabah menghadapi setiap kesulitan.

Murka Allah terhadap dosa dapat kita temukan dalam setiap pasal kitab Ratapan, terutama pasal 2. Penderitaan yang dialami umat Yehuda terjadi karena dosa mereka sendiri. Secara turun-temurun, mereka menjauh dari Allah dan menyembah ilah-ilah lain. Pelanggaran mereka sangat parah, tetapi kesabaran Allah membuat Ia dengan sabar menanti umat-Nya berbalik dari dosa mereka. Para nabi diutus untuk memperingatkan mereka, tetapi mereka mengeraskan hati, bahkan menganiaya dan membunuh para nabi itu. Banyak raja yang lebih suka mendengar nasihat para nabi palsu yang enak didengar dan sesuai dengan keinginan hati mereka, bukan nasihat yang benar. Mereka menempatkan Allah di samping, bahkan di belakang. Mereka bukan hidup mengikuti jalan yang sesuai dengan firman Tuhan, tetapi mereka menuruti keinginan mereka sendiri. Sesungguhnya, kejatuhan mereka berakar dari keinginan untuk hidup berpusat pada diri sendiri dan bukan berpusat pada Allah. Mereka ingin bebas melakukan kemauan mereka sendiri dan tidak mau terikat dengan hukum atau perintah Allah. Hal ini berkaitan dengan nasihat Rasul Paulus mengenai roh dan kedagingan. Berpusat pada diri sendiri akan membuat kita dikuasai kedagingan, sedangkan berpusat kepada Allah akan membuat kita dipenuhi oleh Roh. Dosa itu bersifat menghancurkan. Oleh karena itu, kita harus sungguh-sungguh menjaga kekudusan hidup kita.

Pengharapan bagi umat Yehuda mengingatkan kita untuk berharap kepada kesetiaan Tuhan, mengandalkan Dia dan bukan mengandalkan kekuatan sendiri saat menghadapi masalah.. Tuhan berfirman: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang bersandar pada kekuatan manusia fana, ... diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, ..." (Yeremia 17:5-8). Kita berada di dunia yang berdosa dan kita dikelilingi oleh orang-orang yang dikuasai gaya hidup dan filsafat dunia. Oleh karena itu, kita tidak bebas dari masalah. Kitab Ratapan mengingatkan kita untuk berpaling kepada Tuhan saat masalah melanda hidup kita.

Hati yang berpusat kepada Kristus dan kerendahhatian akan membuat kita peka terhadap dosa serta mengingatkan kita untuk mengaku dosa dan menerima pengampunan di dalam Kristus. Sikap hati yang dibenarkan Allah adalah sikap yang tercermin dalam doa seorang pemungut cukai di Lukas 18:9-14. Orang seperti ini adalah orang yang miskin di hadapan Allah dan memiliki Kerajaan Surga (Matius.5:3). [GI Mario Novanno]

Kehancuran Akibat Dosa
Minggu, 19 Oktober 2025

Bacaan Alkitab hari ini:
Ratapan 1

Bacaan Alkitab hari ini mengutarakan kepedihan hati sang nabi atas kehancuran Yerusalem, lebih-lebih saat dia membandingkan kondisi kota sebelum dihancurkan oleh Babel dengan kondisi saat itu. Penderitaan Yerusalem dan kerajaan Yehuda berlapis. Semua sendi kehidupan —sosial, politik, ekonomi, rohani—telah hancur. Secara sosial, kota yang sebelumnya ramai telah menjadi kota mati. Tidak ada lagi semarak dan kegembiraan di sana. Secara politis, kerajaan Yehuda praktis sudah tidak ada karena raja, para pemimpin, tokoh-tokoh bangsa, dan para taruna sudah dibawa ke pembuangan di Babel. Tidak ada lagi pemimpin yang otonom di Yerusalem. Dalam hal ekonomi, mereka telah terpuruk sampai tingkat paling rendah. Tidak ada perputaran ekonomi. Semua harta habis untuk membeli makanan. Secara rohani, mereka merana. Bait suci sudah hancur, sehingga tidak ada lagi perayaan ibadah. Yang lebih menyakitkan, Bait yang sangat dijaga kekudusannya telah ternoda: Orang fasik dapat seenaknya masuk dan menghancurkannya.

Sang nabi mengaku bahwa semua penderitaan itu disebabkan oleh dosa umat TUHAN sendiri, "Sungguh, TUHAN membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya." (1:5b). TUHAN telah meninggalkan umat pilihan-Nya seperti seorang suami menceraikan istrinya (1:1). Bangsa ini telah berubah setia: meninggalkan Tuhan dan pergi menyembah ilah-ilah buatan manusia. Mereka telah menajiskan diri dan membuat diri mereka sendiri menjadi ejekan dan hinaan bangsa-bangsa lain. Dahulu, kerajaan Yehuda adalah negara besar dan jaya yang disegani oleh bangsa-bangsa lain, baik karena mereka menghargai bangsa Yehuda atau karena takut. Kejayaan kerajaan Yehuda bukan disebabkan karena mereka hebat, melainkan karena TUHAN menyertai mereka. Akan tetapi, karena mereka terus-menerus berbuat dosa dan bersikap tegar tengkuk, TUHAN meninggalkan mereka, bahkan Ia sendiri "menghajar" mereka.

Dalam hidup ini, kita tidak bebas dari masalah. Kita bisa mengalami kehilangan—pekerjaan, usaha, reputasi, anggota keluarga, dan sebagainya—yang membuat kita menjadi sedih. Masalah itu mungkin diizinkan Tuhan sebagai bagian dari pemeliharaan-Nya atas hidup kita, atau sebagai hukuman atas dosa kita. Walaupun kita tidak menyembah berhala yang berupa patung, bisa saja ada "ilah" lain yang membuat hati kita berpaling dari Allah. Bila keterikatan dengan harta, jabatan, reputasi, atau keluarga membuat Allah tersingkir dan tidak menjadi yang terutama dalam hidup kita, hal-hal itu merupakan ilah yang membawa kita pada dosa. Apakah ada sesuatu yang paling penting dalam hidup Anda yang membuat Allah menjadi nomor dua?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design