Doa Pilar Utama Penopang Reformasi (Pra-Reformasi)
Senin, 27 Oktober 2025
Bacaan Alkitab hari ini:
Nehemia 1-2:8
Tidak ada kegerakan/kebangunan rohani dalam sejarah kekristenan yang tidak didahului dengan doa. Melalui doa, orang percaya menyampaikan kegundahan, pergumulan, dan keprihatinannya kepada Tuhan. Di dalam doa, orang percaya menyatakan kebergantungannya kepada Tuhan. Berdoa membuat orang percaya peka terhadap pimpinan Tuhan. Saat kita berdoa, Tuhan menyatakan dan meneguhkan kehendak-Nya (rencana, cara, dan waktu-Nya) berdasarkan firman-Nya. Hal ini terjadi karena pada intinya, doa mengungkapkan relasi yang akrab dan intim antara Allah dan orang yang Ia kasihi. Sebelum dan sesudah menjadi raja, Daud mengungkapkan doa-doanya dalam kitab Mazmur. Dengan jujur, ia mengekspresikan kegelisahan, ketakutan, dan keyakinannya kepada TUHAN. Doa menopang perjalanan hidupnya. Kitab Suci tidak sembarangan saat berkata bahwa Daud adalah seorang yang berkenan di hati Tuhan (Kisah Para Rasul 13:22). Dalam suka atau duka, jaya atau kalah, diam atau sedang berkarya, ia berketetapan hati untuk terus dekat dengan Tuhan di dalam doa (Mazmur 3-41 dan 51-65).
Dalam salah satu pembangunan tercepat yang sukses di zamannya (52 hari, lihat Nehemia 6:15), Alkitab mencatat bagaimana Nehemia memulai semuanya dengan berdoa. Pasal 1 mencatat bahwa Nehemia duduk menangis dan berkabung berhari-hari setelah mendengar kabar bahwa bangsanya di Yerusalem berada dalam keadaan kesukaran besar dan tercela karena Tembok Yerusalem telah hancur. Setelah itu, Nehemia tidak langsung menyusun strategi dan mengumpulkan sumber daya untuk membangun, tetapi yang pertama kali ia lakukan malah berdoa. Nehemia mengakui kebesaran TUHAN, mengakui dosa bangsanya, mengingat janji firman-Nya, dan memohon Tuhan membuat berhasil rencana yang ada di dalam hatinya (1:5-11). Ia melakukannya dari bulan Kislew hingga waktu yang ditetapkan Tuhan di bulan Nisan. Rentang waktu itu adalah empat bulan, bukan waktu yang singkat untuk berdoa bagi satu hal saja. Perhatikan juga bahwa Nehemia berdoa sebelum memberi jawaban kepada raja Artahsasta tentang rencananya untuk membangun tembok Yerusalem (2:4). Hasilnya, reformasi terjadi dalam kehidupan bangsa Israel dengan dibangunnya tembok yang menolong mereka dari kesukaran besar dan keadaan tercela. Sebelum reformasi terjadi, Martin Luther menggunakan lututnya selama bertahun-tahun untuk berdoa. Setelah reformasi mulai berlangsung, ia tidak mengurangi waktu doanya, melainkan justru malah menambah waktu doanya.
"Doa adalah nafas hidup orang Kristen." Artinya, tidak ada kehidupan (pertumbuhan, kegerakan, reformasi rohani, atau apa pun namanya) tanpa doa. Tetaplah berdoa! (1 Tesalonika 5:17).