Kisah Para Rasul 5:28-29, 40-42; 1 Tesalonika 2:2

Konsisten dan Kontinu

31 Oktober 2025
GI Mario Novanno

Konsisten dan Kontinu
Jumat, 31 Oktober 2025 (Reformasi)

Bacaan Alkitab hari ini:
Kisah Para Rasul 5:28-29, 40-42; 1 Tesalonika 2:2

Penolakan bisa membuat kita—saat melakukan perubahan yang dianggap perlu—menjadi kecewa, tawar hati, dan akhirnya putus asa. Pengorbanan kita bisa dinilai kecil, tidak dihargai, dan dimanipulasi (dimanfaatkan oleh orang yang mengambil keuntungan dari diri kita). Semuanya ini bisa membuat kita patah semangat, berhenti, dan paling parah adalah mengasihani diri sendiri. Apakah Anda ingat terhadap kisah Marta (Lukas 10:40)? Marta tampak sibuk melayani Tuhan Yesus, tetapi sebenarnya fokusnya telah bergeser menjadi melayani diri (reputasinya) sendiri. Dia tidak look up (mengutamakan keinginan Tuhan), tetapi look around (mengutamakan pandangan orang lain) dan look inside (memperhatikan diri sendiri).

Para rasul dicambuk karena terus-menerus mengajar dalam nama Yesus Kristus meskipun telah dilarang keras oleh Mahkamah Agama. Namun, bukannya takut terhadap larangan itu, para rasul malah secara konsisten (tidak berubah-ubah) mengajar dalam nama Yesus Kristus. Meskipun ditolak oleh Mahkamah Agama, mereka tidak ragu-ragu untuk tetap menaati Kristus. Di luar dugaan Mahkamah Agama, pencambukan tidak membuat para rasul kapok, melainkan justru meneguhkan sikap mereka untuk tetap secara kontinu (berkesinambungan) mengajar dan memberitakan Injil. Hal yang sama juga dialami Rasul Paulus saat berada di kota Filipi dan kota Tesalonika (16:19-24; 17:1-9). Ia ditolak, dihina, dianiaya, dan dipenjara karena memberitakan Injil. Namun, dengan pertolongan Allah, Rasul Paulus tetap konsisten dan kontinu memberitakan Injil Allah (1 Tesalonika 2:2). Martin Luther juga tetap konsisten dan kontinu melanjutkan gerakan reformasi di tengah penolakan dan ancaman yang dia alami. Jawaban Rasul Petrus dan para rasul lain di bawah ancaman Mahkamah Agama seharusnya mengokohkan iman kita, Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia (Kisah Para Rasul 5:28-29). Secara konsisten dan kontinu, para rasul memandang (look up) kepada Allah meskipun mereka sepenuhnya sadar bahwa konsekuensi ketaatan mereka kepada Allah mungkin berujung dengan hilangnya nyawa mereka. Akan tetapi, Allah secara konsisten dan kontinu menyertai mereka. Tuhan Yesus berjanji: Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman. (Matius 28:20b).

Konsistensi dan kontinuitas seseorang dalam menaati kehendak Tuhan seharusnya tidak bersifat situasional (tergantung situasi) dan non-negotiable (tidak dapat ditawar). Ingatlah bahwa reformasi menuntut perubahan, dan perubahan akan mengundang reaksi penolakan serta menuntut pengorbanan. Jika Tuhan menghendaki, apakah Anda bersedia untuk secara konsisten dan kontinu menjadi agen reformasi?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design