Kunci sukses dalam membina jemaat adalah adanya kepedulian. Walaupun harus meninggalkan pelayanan di kota Tesalonika, Rasul Paulus tetap peduli terhadap jemaat Tesalonika. Ia bukan hanya sekadar mengenang pelayanannya di sana, tetapi ia mendoakan jemaat Tesalonika secara rutin dan dengan sepenuh hati. Ia mengkhawatirkan kondisi jemaat yang mengalami kesusahan karena orang-orang Yahudi terus berusaha menggoyang iman mereka. Karena merasa gelisah sebelum mendapat kabar tentang kondisi jemaat Tesalonika, saat sedang melayani di kota Atena, Rasul Paulus mengutus Timotius untuk menguatkan dan memberi dorongan kepada jemaat Tesalonika. Bagi Rasul Paulus, pelayanan terhadap jemaat Tesalonika bukan sekadar tugas, melainkan beban dari dalam hati yang dilandasi kepedulian. Setelah Timotius kembali dan memberi laporan tentang iman dan kasih yang terpancar dalam kehidupan jemaat Tesalonika, barulah Rasul Paulus merasa tenang dan bersemangat. Kabar baik tentang jemaat Tesalonika merupakan sumber penghiburan yang membangkitkan semangat dan sukacita.
Isi doa Rasul Paulus mencerminkan kepedulian terhadap jemaat Tesalonika, "Siang malam kami berdoa dengan sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu." (3:10). Doa itu memperlihatkan bahwa Rasul Paulus sungguh-sungguh peduli terhadap jemaat Tesalonika. Pembinaan terhadap orang Kristen baru selalu harus diawali dengan hati yang peduli. Rasul Paulus sadar bahwa pembinaan yang ia lakukan terhadap jemaat Tesalonika masih belum lengkap dan baru mencakup hal-hal terpenting. Oleh karena itu, ia ingin datang supaya bisa melihat kondisi jemaat secara langsung dan menambahkan apa yang masih kurang pada iman jemaat. Doa Rasul Paulus ini mengingatkan gereja bahwa tugas penginjilan selalu harus disertai dengan tindak lanjut untuk membina orang yang bersedia menyambut berita Injil, sehingga orang itu menjadi dewasa di dalam Kristus. Jelaslah bahwa tindak lanjut harus diwujudkan melalui pembinaan jangka panjang.
Apakah Anda dan gereja Anda peduli terhadap perkembangan iman orang Kristen baru? Apakah gereja Anda memiliki program pendampingan untuk memastikan bahwa orang-orang yang hadir dalam ibadah di gereja Anda bisa bertumbuh menjadi dewasa di dalam Kristus? Apakah kepedulian terhadap orang Kristen baru di gereja Anda telah dituangkan dalam rencana mendoakan dan berkunjung agar bisa menambahkan apa yang masih kurang dalam iman mereka? Apakah gereja Anda menyediakan program pembinaan iman dan apakah Anda sudah terlibat dalam program tersebut?