Sejak seseorang menjadi percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, ia perlu dibimbing untuk menjalani cara hidup yang berkenan kepada Allah. Dalam bacaan Alkitab hari ini, ada dua gaya hidup yang perlu diwujudkan dalam kehidupan seorang Kristen, yaitu hidup dalam kekudusan dan hidup dalam kasih.
Hidup dalam kekudusan adalah hidup yang dikhususkan untuk Tuhan, sehingga hidup dalam kekudusan berarti menjalani cara hidup yang berbeda dengan cara hidup orang-orang yang tidak mengenal Allah. Karena hubungan antara suami dan istri adalah cermin bagi hubungan antara Allah dan umat-Nya, hubungan antara suami istri harus diwarnai dengan kasih dan kesetiaan di antara mereka berdua, sama seperti umat Allah harus menyembah dan mengasihi Allah saja dan tidak boleh memiliki ilah lain dalam hidupnya. Bagi jemaat Tesalonika, hidup dalam kekudusan berarti menjalani kehidupan dengan cara yang berbeda dengan cara hidup orang-orang di sekitar mereka yang umumnya merupakan para penyembah berhala. Oleh karena itu, bagi jemaat Tesalonika, menjalani hidup dalam kekudusan merupakan perubahan gaya hidup yang radikal. Perubahan gaya hidup jemaat Tesalonika yang bersifat radikal itulah yang membuat mereka menjadi terkenal dan membuat mereka menjadi teladan bagi jemaat di kota-kota lain di seluruh provinsi Makedonia dan Akhaya.
Hidup dalam kasih berarti bahwa kasih Allah yang telah diterima oleh setiap orang percaya harus diteruskan kepada sesama manusia, khususnya kepada saudara seiman. Orang Kristen yang tidak mengasihi sesamanya adalah orang yang belum benar-benar memahami kasih Allah terhadap dirinya. Hidup dalam kasih mencakup penerapan kasih persaudaraan dengan sesama orang percaya dan kasih yang diwarnai dengan kemurahhatian terhadap orang yang belum percaya. Hidup dalam kasih juga berarti hidup menjadi berkat—bukan menjadi beban—bagi orang lain di sekitarnya. Supaya tidak menjadi beban bagi orang lain, orang Kristen harus bekerja agar bisa mencukupi kebutuhannya sendiri.
Apakah Anda berani menjalani cara hidup yang berbeda dengan cara hidup orang-orang di sekitar Anda? Apakah Anda sudah sungguh-sungguh berusaha menjaga kesucian hidup dalam hubungan Anda dengan pasangan Anda? Apakah Anda sudah menjalani hidup yang diwarnai kasih terhadap orang-orang di sekitar Anda? Apakah Anda sudah melakukan pekerjaan atau menjalankan usaha dengan sebaik-baiknya agar Anda tidak menjadi beban bagi orang lain, bahkan agar Anda bisa menjadi berkat melalui penghasilan Anda?