2 Timotius 1

Teguh Bertekun dalam Kesulitan

21 November 2025
GI Michael Tanos

Tidak lama setelah kota Roma terbakar, orang Kristen dianiaya dan dibunuh karena dituduh melakukan pembakaran, Rasul Paulus ditangkap lagi. Dia dianiaya dan dipenjara di kota Roma. Dalam penjara, Rasul Paulus menulis surat Timotius yang kedua. Saat orang Kristen—terutama para pemimpin—menghadapi bahaya besar, banyak pemimpin gereja yang meninggalkan iman dan tugas pelayanan mereka (1:15). Timotius juga bergumul untuk mengatasi rasa takut saat melaksanakan tugas pelayanannya. Rasul Paulus mendorong Timotius agar berani menghadapi segala risiko dan tetap setia seperti Kristus yang setia sampai mati untuk menyelamatkan manusia, Rasul Paulus sendiri tetap setia memberitakan Injil sampai akhir hidupnya.

Meskipun orang Kristen dianiaya, tampak hina dan terkutuk, Rasul Paulus tidak malu memberitakan Kristus, bahkan ia mengatakan bahwa Injil adalah harta yang indah. Memang, kenyataannya demikian! Tidak ada yang lebih berharga dan lebih indah dari pada berita keselamatan dan hidup kekal bagi orang berdosa yang seharusnya binasa. Tak seorang pun layak berdiri di hadapan Allah karena semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Dalam kondisi seperti itu, tidak ada seorang pun yang dapat keluar dari kubangan lumpur dosa dan menyelamatkan dirinya sendiri. Anselmus menyebut kondisi ini, "manusia berhutang, tetapi hanya Allah yang dapat melunasi hutang itu." Oleh karena itu, Allah sendiri yang membayar hutang dosa itu dengan harga yang mahal, yaitu darah Kristus yang tidak bercela (1 Petrus 1:19). Ini menjadikan anugerah keselamatan dan hidup kekal itu suatu harta yang tidak ternilai. Tidak seharusnya, ada orang yang malu memberitakannya, termasuk Paulus, Timotius, dan juga kita.

Rasul Paulus menyebut nama Onesiforus dalam bacaan Alkitab hari ini (1:16-18). Diperkirakan bahwa saat surat 2 Timotius ini ditulis, Onesiforus sudah mati sebagai martir. Alasannya, doa atau harapan Rasul Paulus tidak ditujukan bagi diri Onesiforus sebagai pribadi, melainkan untuk keluarganya (1:16). Selain itu, permohonan rahmat bagi Onesiforus bukan dimaksudkan untuk saat surat ini ditulis, melainkan "pada hari itu" (1:18) yang menunjuk pada "hari Tuhan". Onesiforus berusaha mencari Rasul Paulus, dan tetap berani mengunjunginya setelah tahu bahwa dia sedang dipenjara, padahal hal itu berarti secara terbuka menyatakan diri sebagai pengikut Kristus yang sangat dibenci pemerintah Romawi saat itu, dan nyawa menjadi taruhannya. Onesiforus merupakan teladan iman bagi Timotius dan bagi orang percaya sepanjang masa. Saat Anda menghadapi tekanan dunia yang menolak Kristus, apakah Anda tetap berani menunjukkan identitas iman Anda?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design