Dalam bacaan Alkitab hari ini (3:1-5), Rasul Paulus mendaftarkan 19 perilaku jahat yang banyak dilakukan orang pada zaman akhir, yaitu mencintai diri sendiri, menjadi hamba uang, suka membual, menyombongkan diri, memfitnah, memberontak terhadap orang tua, tidak tahu berterima kasih, tidak peduli agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka berkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah, dan jauh dari Allah. Berdasarkan analisis dalam bahasa asli Perjanjian Baru, yaitu bahasa Yunani, daftar ini disusun berdasarkan struktur khiastik, yaitu kelompok paling awal berpasangan dengan kelompok paling akhir dan seterusnya secara berurutan, dan pusat dari daftar ini terletak di tengah, yaitu kata Yunani διαβολος—dibaca "diabolos"—dan diterjemahkan oleh LAI menjadi "suka menjelekkan orang". Sayangnya, struktur khiastik itu tidak terlihat dalam terjemahan bahasa Indonesia. Terjemahan literal untuk perilaku "suka menjelekkan orang" adalah "penuduh". Kata διαβολος terdapat 38 kali dalam Perjanjian Baru dan umumnya diterjemahkan sebagai "Iblis". Jadi, melalui daftar di atas, Rasul Paulus menunjukkan bahwa semua perilaku jahat—yang bertolak belakang dengan karakter Allah—berasal dari Iblis. Semua perilaku jahat ini biasa disebut sebagai perbuatan daging, yaitu perilaku yang bertentangan dengan buah Roh (lihat Galatia 5:19-23).
Daftar perilaku jahat yang disebut dalam bacaan Alkitab hari ini memiliki kemiripan dengan daftar yang ditulis oleh Rasul Paulus dalam Roma 1:29-31. Dalam Roma 1:32, Rasul Paulus mengatakan bahwa pelaku perilaku jahat di atas pantas diganjar dengan hukuman mati. Perlu diperhatikan bahwa dosa telah sedemikian merusak moral manusia, sehingga manusia berdosa bukan hanya melakukan perilaku jahat, tetapi juga setuju dengan orang yang melakukan perilaku yang sama. Sesudah kita percaya kepada Tuhan Yesus dan dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah, seharusnya cara pandang kita terhadap perilaku berdosa berubah. Umat Allah harus menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Timotius 3:15). Kita tidak bisa diam saja saat melihat perilaku jahat terjadi di sekitar kita! Dengan menegakkan kebenaran, kita menjadi berkat bagi dunia ini. Kita harus menjauhi mereka yang beribadah secara lahiriah, tetapi perilaku mereka jahat! Apakah Anda sudah dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah yang menjauhkan diri dari perilaku jahat? Apakah Anda sudah mengalami perubahan perilaku dan menampilkan buah Roh dalam kehidupan Anda?