Menghadapi Penderitaan Berdasarkan Surat Ibrani

Mengenal Allah Melalui Kristus

18 April 2015
Menghadapi Penderitaan Berdasarkan Surat Ibrani

Kita tidak mengerti siapa sebenarnya yang menjadi penulis surat Ibrani. Walaupun kedekatan penulis dengan Timotius (Ibrani 13:23) bisa membuat kita menduga bahwa penulis kitab ini adalah Rasul Paulus, tetapi dugaan ini tidak terlalu kuat karena bentuk surat ini amat berbeda dengan bentuk surat-surat Rasul Paulus (Roma - Filemon) yang dengan jelas mencantumkan nama Rasul Paulus sebagai penulis surat-surat tersebut. Surat Ibrani ini jelas ditujukan kepada orang Kristen dari latar belakang Yahudi saat Bait Allah masih berdiri (sebelum tahun 70), mengingat bahwa surat ini banyak memberi penjelasan tentang sistem ibadah orang Yahudi (pada masa Perjanjian Lama, tetapi masih dipraktikkan pada masa itu).

Orang Kristen Yahudi yang menerima surat Ibrani ini hidup dalam situasi sedang mengalami penganiayaan (Ibrani 10:32-34). Yang menarik, apa yang disampaikan oleh penulis surat Ibrani ini berbeda dengan berita yang disampaikan oleh para pengkhotbah populer. Penulis tidak pernah mengatakan bahwa menjadi Kristen itu berarti bebas dari masalah (penganiayaan), melainkan bahwa Allah telah menetapkan agar setiap orang percaya mengikuti perlombaan untuk menerapkan iman dalam kehidupan. Penulis membangun keyakinan para penerima suratnya dengan memperkenalkan siapa Kristus dan dengan menjelaskan bahwa (masalah) penganiayaan adalah bagian dari pendidikan Tuhan. Bila kita membandingkan penderitaan yang kita alami dengan penderitaan Kristus, maka pernderitaan kita akan terlihat ringan.

Secara gamblang, penulis menjelaskan bahwa sistem ibadah pada masa Perjanjian Lama merupakan gambaran tentang Kristus. Dalam Pribadi dan karya Kristus, semua tuntutan Perjanjian Lama telah terpenuhi. Kristus adalah Imam Besar yang Lebih Baik daripada Imam Besar pada masa Perjanjian Lama, sekaligus Korban yang Lebih Baik daripada korban pada masa Perjanjian Lama. Oleh karena itu, pada masa kini, Kristuslah Imam Besar kita yang menjadi Perantara antara umat Allah dengan Allah. Korban-korban yang tidak bisa menyelesaikan masalah secara tuntas pada masa Perjanjian Lama sekarang sudah tidak perlu diulang lagi karena Kristus telah menjadi korban yang lebih baik!
Seperti dalam surat-surat Rasul Paulus, masalah iman bukan hanya menyangkut masalah hubungan dengan Tuhan, tetapi juga menyangkut masalah hubungan dengan sesama. Adanya penganiayaan bukanlah alasan yang bisa diterima bagi seorang Kristen untuk menghindari kewajiban mengasihi sesama. [P]




Sabtu, 18 April 2015


Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 1


Kita perlu menyadari bahwa Kristus memiliki hubungan yang khusus dengan Allah Bapa. Dalam Injil Yohanes, Kristus disebut sebagai Anak Allah yang Tunggal (Yohanes 3:16), sedangkan dalam bacaan Alkitab hari ini, Kristus disebut sebagai Anak Allah yang Sulung (Ibrani 1:6). Bila orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus disebut sebagai anak-anak Allah (Yohanes 1:12), maka sebutan Anak Allah yang “Tunggal” dan Anak Allah yang “Sulung” menunjukkan bahwa Tuhan Yesus Kristus berbeda dengan umat manusia. Perkataan “Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” (Ibrani 1:2) menunjukkan bahwa Kristus lebih tinggi atau lebih unggul dari ciptaan Allah karena Ia adalah Sang Pencipta (Bandingkan dengan Yohanes 1:3). Perhatikan bahwa pemakaian kata “Anak” atau “anak-anak” itu bukanlah menunjuk kepada adanya hubungan biologis, melainkan menunjukkan kepada adanya relasi yang khusus dan dekat. Perhatikan pula bahwa Kristus juga disebut sebagai “Allah” (Ibrani 1:8) dan juga sebagai “Tuhan” (1:10).

Bila pada zaman Perjanjian Lama, Allah memperkenalkan diri-Nya melalui para nabi, maka pada zaman Perjanjian Baru, Allah memperkenalkan diri-Nya melalui Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus adalah Allah sendiri, maka kita bisa mengenal kehendak Allah bukan hanya melalui perkataan Kristus, tetapi juga melalui kehidupan Kristus. Pada zaman ini, ada orang-orang yang nampaknya amat bersemangat memperkenalkan Kristus, tetapi cara dan prinsip mereka dalam melayani bertentangan dengan cara dan prinsip Kristus dalam melayani. Pelayanan semacam itu bisa dipastikan sebagai tidak sesuai dengan kehendak Allah. [P]

Ibrani 1:1-2a

”Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dandalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kitadengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Iatelah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang
telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.”.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design