Ironis sekali bahwa Alkitab terkubur di dalam Rumah Allah (34:14-15). Ketika Raja Yosia memerintahkan anak buahnya merenovasi rumah Allah, mungkin dia tidak pernah membayangkan akan menemukan Kitab Suci tertumpuk di antara barang-barang. Para Imam pun mungkin tidak sadar bahwa Kitab Suci sudah hilang. Hal itu berarti bahwa selama ini, kitab itu sudah tidak digunakan lagi. Raja Yosia sudah melakukan banyak kebaikan, termasuk menghancurkan penyembahan berhala. Imam-imam pun tetap melakukan tugas di Bait Allah, tetapi ternyata bahwa selama ini mereka tidak mengetahui secara mendalam dan menyeluruh apa yang menjadi tuntutan firman Allah.
Ketika orang-orang sedang membersihkan Bait Allah, mereka menemukan Kitab Taurat itu, dan ketika kitab itu dibaca oleh Raja Yosia, dia betul-betul mengalami kebangunan rohani dan dia mengharuskan seluruh rakyatnya untuk bertobat dari dosa-dosa mereka dan hidup bagi Allah (ayat 30-33).
Ketika Gereja Katolik di Abad Pertengahan mengabaikan Alkitab dan tidak lagi memperhatikan ajaran Alkitab--sehingga kehidupan umat Allah menjadi rusak--teriakan Luther yang paling kuat adalah "Kembali kepada Alkitab". Alkitab harus dibaca dan dipahami oleh semua orang Kristen dan harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Alkitab--dan hanya Alkitab--menjadi pedoman yang benar dalam memimpin kehidupan Kristen. Alkitab tidak boleh hanya menjadi perhiasan rumah, tetapi harus digunakan, sebab hanya melalui Alkitab saja, Allah memimpin kita, mengoreksi kita, dan menjadikan kita orang Kristen yang lebih menyenangkan hati Tuhan. [AH]
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." 2 Timotius 3:16-17