Dua pasal ini mencatat ucapan khusus Elihu kepada Ayub. Ia mengklaim diri sebagai wakil Allah yang memulai ucapannya "demi Allah" (36:2) untuk memperkenalkan Allah dalam tiga aspek: Pertama, Allah itu perkasa (36:5). Keperkasaan Allah dikaitkan dengan perlindungan-Nya kepada orang benar (36:7) dan ganjaran hukuman yang pantas kepada kaum fasik (36:6). Menurut Elihu, hukuman Allah kepada orang fasik mencakup: kesengsaraan, kecelakaan, ketidakdamaian, dan kematian yang tidak wajar (36:8-16). Kedua, Allah itu mulia (36:22). Kemuliaan Allah dibuktikan dengan hikmat-Nya yang tidak tertandingi serta kejujuran dan keadilan yang tidak terbantahkan oleh siapa pun juga (36:22-25). Ketiga, Allah itu besar (36:26). Kebesaran Allah digambarkan oleh kuasa-Nya yang tidak dapat dipahami dalam menciptakan dan mengendalikan alam semesta dan isinya, mulai dari awan yang mendatangkan hujan, petir dan guntur yang menderu, musim yang terus berganti, hewan yang mampu bertahan hidup, yang semuanya berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu (36:27-37:13). Sebagai penutup ucapannya, Elihu sekali lagi mengingatkan betapa kecilnya Ayub di hadapan Allah, sehingga ia sama sekali tidak layak dan tidak boleh berbantah dengan-Nya (37:14-24).
Ucapan Elihu memperkenalkan Allah secara lengkap, baik dari sisi keadilan-Nya atas orang benar dan orang fasik, hikmat dan kuasa-Nya menciptakan dan mengendalikan alam semesta, maupun kebesaran-Nya yang tak terpahami oleh pikiran manusia. Pengenalan ini selain menciptakan rasa kagum dan hormat yang mendalam, juga mendorong kita untuk bersyukur atas anugerah-Nya yang secara ajaib menerima kita yang hina ini menjadi umat-Nya. [TF]
"Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apapun. ...; siapakah guru seperti Dia? Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki." Ayub 36:5, 22, 26