Doa adalah salah satu senjata rohani yang paling canggih, namun sangat sering diabaikan. Doa dapat dilakukan dalam semua kondisi dan dapat menembus batas ruang. Melalui doa, ruang lingkup pelayanan kita menjadi seluruh dunia. Daerah yang belum bisa kita jangkau secara fisik pun dapat kita jangkau melalui doa. Sayangnya, walaupun secara konseptual kita tahu bahwa doa bisa mengerjakan hal-hal besar, kita sering terikat oleh apa yang kelihatan yang membuat kita ragu-ragu dan takut, sehingga kita hanya berani mengerjakan hal-hal kecil yang kita anggap masih dalam jangkauan kekuatan kita.
Misi menjangkau dunia di mulai oleh jemaat di kota Antiokhia yang terletak di propinsi Siria. Ibadah jemaat di sana bukan hanya mencakup doa, tetapi juga puasa. Dalam Alkitab, puasa biasa dilakukan bersama-sama dengan doa. Dengan demikian, puasa bukan sekedar upacara. Bila disertai puasa, orang yang berdoa dapat lebih berkonsentrasi terhadap isi doa, karena doa mereka tidak diganggu oleh keinginan jasmani untuk makan. Dengan demikian, tidak mengherankan bila Roh Kudus memerintahkan jemaat Antiokhia untuk mengkhususkan Barnabas dan Saulus (yang dikemudian hari namanya berubah menjadi Paulus) bagi pelayanan misi saat jemaat berpuasa. Setelah kehendak Roh Kudus disampaikan kepada jemaat, jemaat Antiokhia meneruskan doa dan puasa mereka untuk memastikan bahwa pesan yang mereka dengar itu adalah kehendak Roh Kudus. Bila kita ingin mengikuti kehendak Roh Kudus, tidak ada cara lain selain kita harus bergumul dalam doa dengan pertolongan Roh Kudus. Apakah Anda sudah menyediakan waktu untuk bergumul bersama seluruh jemaat di dalam doa? [P]
"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." Roma 8:26