Banyak orang mengakui bahwa jabatan adalah sebuah amanah, artinya suatu kepercayaan yang diberikan oleh Tuhan. Untuk tujuan Tuhanlah orang tertentu diberi jabatan tertentu. Namun, ternyata banyak pemimpin yang melupakan hal itu dan bertindak sewenang-wenang, seakan-akan kekuasaan mereka peroleh dengan usaha sendiri, sehingga mereka berhak memakainya untuk kepentingan pribadi. Mereka melupakan Tuhan dan melakukan penindasan, korupsi, ketidakadilan, kejahatan, kerakusan, dan sebagainya terhadap sesamanya. Pemimpin seperti itu lebih menghargai uang daripada Tuhan. Mereka lebih takut kepada atasan mereka daripada kepada Tuhan.
Pemimpin dunia serta nabi juga bisa melupakan "Pemimpin Sejati" yang telah mengangkat mereka pada kedudukan yang mereka dapatkan. Ironisnya, saat Tuhan meminta pertanggung jawaban mereka dan menghukum mereka sebagai konsekuensi perbuatan mereka, Tuhan akan mengambil semua jabatan mereka dan memberikan jabatan itu kepada pemimpin lain atau nabi lain yang berkenan pada-Nya.
Pemimpin sering silau oleh materi dan kepopuleran sehingga mudah terjerumus kepada motivasi ingin menyenangkan orang banyak dengan melupakan esensi kebenaran sehingga terperangkap pada kemasan dan kepalsuan serta keterbatasan posisi. Setiap orang yang mendapat anugerah dari Tuhan untuk menjadi pemimpin--baik pemimpin keluarga, masyarakat, maupun gereja--harus bersyukur, berhati-hati, dan mengerjakan tanggung jawab dengan benar. Sadarkah Anda bahwa Tuhan dapat menghukum Anda jika Anda tidak menjadi pemimpin yang baik, yang menghadirkan Tuhan dan kehendak-Nya dalam hidup Anda? [FW]
"Mereka sendirilah nanti akan berseru-seru kepada TUHAN, tetapi Ia tidak akan menjawab mereka; Ia akan menyembunyikan wajah-Nya terhadap mereka pada waktu itu, sebab jahat perbuatan-perbuatan mereka." Mikha 3:4