Pelayanan Bersama

Pelayanan dalam lingkup kecil umumnya sederhana, tetapi pelayanan yang semakin besar akan menjadi semakin kompleks (rumit). Oleh karena itu, tidak mengherankan bila pertumbuhan jumlah orang percaya (murid) menumbuhkan masalah baru, yaitu bahwa masalah santunan terhadap para janda tidak bisa ditangani dengan baik. Pada masa kini, pelayanan pemberian santunan seperti itu kita sebut sebagai pelayanan diakonia. Untuk mengatasi masalah tersebut, para rasul mengajak jemaat untuk memilih tujuh orang--yang terkenal baik serta penuh Roh dan hikmat--untuk melaksanakan pelayanan tersebut. Orang yang melaksanakan pekerjaan diakonia itu kita sebut sebagai diaken. Yang menarik, syarat untuk menjadi diaken bukanlah kekayaan, tetapi kepribadian (hati yang baik), kerohanian (penuh Roh), serta kemampuan berpikir dan bertindak secara bijaksana (hikmat). Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita bisa membaca bahwa dampak dari penetapan diaken ini adalah "firman Allah makin tersebar" (6:7).

Ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan: Pertama, pelayanan kristiani harus dilaksanakan secara bersama-sama, bukan hanya dilaksanakan oleh rohaniwan. Kedua, kualifikasi kerohanian harus dituntut dari setiap orang yang hendak melayani Tuhan, bukan hanya dituntut dari para rohaniwan. Evaluasilah apakah di gereja Anda telah muncul kesadaran bahwa pelayanan merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab para rohaniwan saja? Apakah Anda sendiri telah menyediakan waktu untuk melayani dalam gereja? Bila Anda belum melaksanakan pelayanan apa pun dalam gereja, Anda harus bergumul dalam doa untuk mulai melibatkan diri dalam pelayanan! [P]

"Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." Kisah Para Rasul 6:3-4