Tindakan Raja Herodes memerintahkan agar Rasul Yakobus dibunuh (12:1-2) seolah-olah merupakan kemenangan bagi orang-orang Yahudi yang membenci kekristenan. Benarkah demikian? Tidak! Kematian bagi seorang yang memberitakan Injil justru sering menjadi benih yang membuat berita Injil semakin cepat tersebar. Tindakan Herodes membunuh Yakobus segera disusul oleh penjeblosan Rasul Petrus ke dalam penjara. Kedua peristiwa di atas menumbuhkan kesadaran jemaat tentang pentingnya berdoa. Jemaat mendoakan Rasul Petrus dengan tekun (12:5), sehingga akhirnya Allah mengutus seorang malaikat untuk membebaskan Rasul Petrus (12:7-10). Peristiwa pembebasan oleh seorang malaikat itu di luar dugaan Rasul Petrus (yang semula menganggap pembebasan itu hanyalah penglihatan, bukan kenyataan, 12:9) dan di luar dugaan jemaat yang tekun berdoa (sehingga mereka menganggap Rode mengigau atau bermimpi, 12:13-15).
Paling tidak ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan dalam bacaan Alkitab hari ini: Pertama, jangan takut--apalagi putus asa--bila kita menghadapi penganiayaan. Kedua, jangan remehkan kuasa doa! Bila kita tidak melihat hal-hal besar terjadi dalam pelayanan kita (khususnya dalam pelayanan misi), mungkin hal itu disebabkan karena kita kurang berdoa! Apakah Anda--sebagai pribadi maupun sebagai umat Allah--telah memprioritaskan doa dalam seluruh pelayanan pribadi maupun pelayanan gereja? Menurut Anda, apa yang menentukan keberhasilan atau kegagalan pelayanan gereja: kondisi setempat atau Allah? Bila doa dan persekutuan doa belum menjadi prioritas, jangan harap Anda bisa melihat hal-hal besar terjadi dalam pelayanan! [P]
"Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah." Kisah Para Rasul 12:5