Kamis, 22 Mei 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Ayub 34-35
Kepekaan dan kepedulian bagaikan pisau yang perlu diasah agar bisa dipergunakan dengan baik. Kedatangan Elihu tidak meredam gejolak jiwa dan kegalauan Ayub—melainkan menambah beban rasa bersalah—karena Elihu tidak memiliki kepekaan dan kepedulian. Walaupun ia menganggap dirinya berhikmat, ia sebenarnya sama seperti ketiga teman Ayub yang telah meninju Ayub yang tak berdaya.
Ada beberapa tuduhan yang disampaikan Elihu. Pertama, ia menuduh Ayub telah menghujat Allah dan bersekutu dengan orang-orang jahat untuk melakukan kejahatan (34:5-9). Kedua, ia menuduh Ayub sebagai pembenci keadilan dan telah menyalahkan Allah (34:16-17). Ketiga, ia menuduh Ayub menyombongkan diri dan berbuat curang sehingga harus meminta pengampunan Allah atas dosa-dosanya (34:31-33). Keempat, ia menuduh Ayub berbicara tanpa pengetahuan karena menjawab seperti orang jahat (34:35-36). Kelima, ia menuduh Ayub menambah dosanya dengan pelanggaran dan melakukan kekerasan fisik (34:37). Terhadap tuduhan seperti itu, Ayub hanya terdiam tidak menjawab. Jiwanya lelah mendengar tuduhan-tuduhan tak berdasar itu. Jelas bahwa Elihu tidak mengasah kepekaan dan kepedulian terhadap Ayub.
Di tengah masyarakat yang semakin individualis
dan egosentris, kita perlu mengasah kepekaan dan kepedulian kepada sesama yang sedang menderita, khususnya teman-teman seiman. Di antara mereka, ada yang sedang bergumul dengan penyakit, menghadapi masalah ekonomi karena di-PHK, terseret kasus narkoba, mengalami kecelakaan lalu lintas, mengalami KDRT, dan sebagainya. Mendoakan, mengunjungi, dan menghibur merupakan hal mendasar yang akan mengasah kepekaan dan kepedulian kita. [Souw]
1 Tesalonika 5:15
“Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.”