Mencukupkan diri dalam segala keadaan bukanlah perkara mudah, apa lagi mengingat bahwa saat itu, Rasul Paulus sedang berada dalam penjara. Jelas bahwa diperlukan daya juang yang tinggi untuk bisa belajar mencukupkan diri dalam kondisi seperti itu. Banyak kebutuhan yang diperlukan selama seseorang berada dalam penjara. Namun, Rasul Paulus tidak bersungut-sungut terhadap keadaan seperti itu. Ia tetap bersukacita. Saat berada dalam keadaan berkelimpahan pun, Rasul Paulus menikmati kondisinya dengan hati yang penuh syukur dan tanpa melupakan Tuhan. Dalam keadaan kelimpahan maupun dalam keadaan kekurangan, Rasul Paulus tetap belajar mencukupkan diri. Saat berkelimpahan, ia tidak serakah, tetapi menikmati kelimpahan itu secukupnya sesuai dengan kebutuhannya. Fokus Rasul Paulus bukanlah pada keadaannya sendiri, tetapi pada Tuhan. Oleh karena itu, Rasul Paulus belajar mencukupkan diri dalam keadaan apa pun. Sikap hati yang seperti itu bersumber dari Tuhan. Hal itu tersimpul dalam pengakuan, ?Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (4:13).
Mengingat uraian di atas, apakah Rasul Paulus lalu tidak memerlukan batuan dari jemaat lagi? Perlu! Rasul Paulus tidak menjadi sombong secara rohani dan menolak bantuan dari jemaat Filipi hanya karena ia merasa kuat saat berada dalam keadaan berkekurangan. Ia tetap menghargai pemberian jemaat itu (4:14). Rasul Paulus memerlukan pemberian tersebut, tetapi pemberian itu bukanlah prioritas. Bagi Rasul Paulus, yang paling penting adalah makna yang lebih dalam dari sekadar pemberian, yaitu bahwa pemberian itu bukan hanya memenuhi kebutuh-an Rasul Paulus, tetapi juga menghasilkan buah yang memperbesar keuntungan jemaat (4:17). Buah yang memperbesar keuntungan jemaat itu adalah bahwa melalui pemberian mereka kepada Rasul Paulus, jemaat Filipi belajar berbagi kepada orang lain dan belajar menopang pemberitaan Injil. Siapkah Anda mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri Anda serta mengarahkan fokus pada Tuhan? Bila Anda melakukan hal itu, keadaan apa pun tidak akan mempengaruhi sikap hati Anda di hadapan Tuhan. Ingatlah bahwa hal yang utama bukanlah pemberian, melainkan buah dan keuntungan secara rohani. Kiranya kekuatan Tuhan terus menopang Anda!