Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Walaupun vaksin Covid-19 sudah mulai dipakai di Indonesia untuk tokoh-tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan, wabah masih belum berakhir, bahkan makin menghebat. Jumlah korban terus meningkat, sehingga banyak rumah sakit menjadi terlalu penuh dengan pasien dan banyak tempat pemakaman baru yang harus dibuka karena tempat pemakaman lama sudah tidak bisa lagi menampung jenazah. Selain harus menghadapi wabah, Indonesia juga menghadapi berbagai bencana alam, khususnya gempa, gunung meletus, dan banjir. Di satu sisi, semua bencana yang diizinkan Allah untuk terjadi itu menimbulkan ketidakpastian yang membangkitkan kesadaran bahwa bahwa manusia itu lemah serta memaksa kita untuk makin bergantung kepada Allah. Di sisi lain, kita harus selalu sadar bahwa penanganan wabah ini menuntut agar kita berdisiplin untuk selalu memakai masker, selalu berusaha menjaga jarak dengan menjauhi kerumunan, serta selalu menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan memakai sabun.
Pada GeMA edisi ini, kita akan menyelesaikan pembacaan Injil Lukas, termasuk mengikuti renungan Masa Sengsara dan Paskah, serta mengikuti pembacaan Surat Filemon dan Surat Ibrani. Membaca kitab-kitab Injil sangat penting bagi kita. Oleh karena itu, setiap tahun kita paling sedikit membaca satu kitab Injil. Melalui pembacaan kitab Injil, kita terus meningkatkan pemahaman kita tentang riwayat Yesus Kristus dan karya penebusan di kayu salib. Pada masa sulit seperti saat ini, pengenalan akan Pribadi Kristus dan karya-Nya amat penting karena kehidupan Kristus merupakan teladan bagi kehidupan kita, karya Kristus di kayu salib merupakan jaminan bagi masa depan kita, dan kasih Kristus menjadi sumber kekuatan saat kita menghadapi berbagai pergumulan hidup. Surat Filemon mengingatkan agar saat menghadapi berbagai kesulitan, kita tidak bersikap egois dan tetap memperhatikan kepentingan orang lain, bahkan kita harus selalu siap menolong mereka yang memerlukan bantuan. Surat Ibrani menolong kita untuk memahami bahwa Perjanjian Lama adalah landasan bagi kita untuk memahami Perjanjian Baru, serta menolong kita untuk semakin mengenal Kristus. Semoga GeMA edisi ini makin memperdalam pemahaman kita akan Pribadi Kristus dan karya-Nya.
Saat Tuhan memanggil kita untuk melayani Dia, Ia akan menyediakan apa yang kita perlukan untuk melaksanakan pelayanan itu. Tuhan Yesus memberi tugas kepada kedua belas murid-Nya untuk pergi memberitakan Injil Kerajaan Allah (9:2). Sebelum mereka melakukan pelayanan yang Ia percayakan, Tuhan Yesus terlebih dahulu memberikan anugerah yang mereka perlukan, yaitu kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan penyakit (9:1). Perhatikan bahwa tugas mereka adalah memberitakan Injil kerajaan Allah, sedangkan mengusir setan dan menyembuhkan penyakit adalah tanda yang menyertai pemberitaan Injil. Pada masa kini, banyak orang yang bertanya-tanya, "Apakah kuasa mengusir setan dan menyembuhkan penyakit masih ada?" Kita perlu menjawab pertanyaan itu dengan pertanyaan lain, "Apakah pemberitaan Injil masih dilakukan dengan setia?" Ada orang-orang yang mengaku bahwa mereka memiliki kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan penyakit. Namun, apakah mereka juga memberitakan Injil tentang Yesus Kristus? Jika tidak, kuasa mengusir setan atau menyembuhkan penyakit itu mungkin bukan berasal dari Tuhan Yesus.
Kebutuhan lain yang Tuhan Yesus janjikan kepada kedua belas murid-Nya adalah pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan (9:3). Dengan memerintahkan kedua belas murid-Nya untuk tidak membawa apa-apa dalam perjalanan, Tuhan Yesus menghendaki agar mereka hidup bergantung kepada Allah Bapa dari sehari ke sehari. Bila burung-burung di udara saja dipelihara oleh Bapa di surga, apalagi orang-orang yang melayani Dia. Mereka pasti tidak akan mengalami kekurangan. Seorang pemberita Injil harus hidup dengan bergantung kepada Tuhan. Bagaimana ia dapat mengajak orang lain untuk mempercayai Tuhan bila ia sendiri tidak lebih dahulu hidup bergantung kepada-Nya? Tuhan Yesus memerintahkan kedua belas murid-Nya untuk tidak membawa apa-apa supaya mereka dapat melayani dengan efektif. Membawa terlalu banyak kebutuhan jasmani dapat merintangi pelayanan mereka. Fokus mereka dapat bergeser dari mengutamakan pelayanan menjadi memperhatikan kebutuhan jasmani. Tuhan Yesus menghendaki agar misi yang Ia berikan kepada kedua belas murid-Nya menjadi fokus mereka. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda melayani dengan sikap bergantung kepada Tuhan, termasuk dalam hal kebutuhan jasmani? [GI Wirawaty Yaputri]