Manakah yang lebih penting: berdoa atau melayani? Keduanya sama penting dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Untuk bisa melayani dengan baik, kita harus berdoa. Tanpa doa, pelayanan kita merupakan pelayanan yang bergantung kepada diri sendiri, bukan kepada Allah. Tanpa doa, pelayanan kita akan terasa melelahkan, menjadi beban, dan tidak memiliki fokus. Doa berarti kita melibatkan Allah dalam pelayanan yang kita lakukan.
Tuhan Yesus menunjuk dan mengutus 70 murid untuk pergi berdua-dua mendahului Dia ke kota atau tempat yang hendak Ia kunjungi. Dia tahu bahwa waktu-Nya tidak banyak (9:51). Oleh karena itu, Ia mengutus para murid untuk pergi dan memberitakan Injil Kerajaan Allah ke semua tempat yang hendak Ia kunjungi. Dia melihat bahwa tuaian--yaitu orang-orang yang membutuhkan Injil--banyak, tetapi pekerja--yaitu orang-orang yang bersedia pergi memberitakan Injil--sedikit. Oleh karena itu, Tuhan Yesus berkata, "Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (10:2). Dalam Alkitab bahasa Inggris versi ESV, kata "mintalah" ini diterjemahkan menjadi "berdoalah dengan sungguh-sungguh". Hal ini berarti bahwa kita perlu berdoa dengan sungguh-sungguh agar Allah Bapa--Sang Empunya tuaian--mengirim para pekerja untuk menuai tuaian. Tuaian adalah milik Allah Bapa. Allah Bapa akan mengirim orang-orang untuk menuai. Pada umumnya, banyak orang bersedia melakukan pekerjaan yang menghasilkan uang. Namun, untuk melayani Tuhan, amat sulit menemukan orang yang memiliki kesungguhan hati. Kata "mengirimkan" dalam ayat tersebut berarti mendorong dengan kuat. Tidak mudah bagi orang berdosa untuk melakukan pelayanan bagi Kerajaan Allah, sehingga Allah Bapa harus mendorong dengan kuat, agar seseorang bersedia pergi atau bekerja bagi Allah.
Pelayanan yang sulit hanya dapat diterobos dengan doa. Sayangnya, orang Kristen tidak selalu memprioritaskan doa dan sering kali lebih mementingkan strategi dan program pelayanan. Strategi dan program itu baik dan perlu, tetapi berdoa dengan sungguh-sungguh untuk pelayanan harus diprioritaskan. Apakah Anda sudah membiasakan diri untuk mendoakan pelayanan dengan sungguh-sungguh?