Mazmur 49

Kaum Yang Takut Akan Allah

7 April 2021
Pdt. Emanuel Cahyanto Wibisono

Mazmur 49 bukan sekadar merupakan pujian kepada Tuhan, tetapi juga merupakan ungkapan tentang hikmat dan pengertian (49:4). Hikmat dan pengertian yang diungkapkan sang pemazmur berkaitan dengan kehidupan orang-orang yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka" (49:7). Mereka adalah kaum yang gemilang dan yang disanjung dalam masyarakat (49:13, 19). Mereka "percaya kepada dirinya sendiri" (49:14) serta "berbuat baik terhadap diirinya sendiri" (49:19). Jadi, mereka adalah kumpulan orang yang membanggakan kekuatan diri mereka dan cenderung untuk hidup bagi kepentingan diri mereka sendiri. Yang memprihatinkan, ternyata bahwa mereka melakukan kejahatan terhadap sesama (49:6).

Kesimpulan akhir dari hikmat yang diungkapkan dalam Mazmur 49 adalah bahwa orang yang hidup dalam kelimpahan dan terkemuka di antara masyarakat itu "tidak mempunyai pengertian" (49:21). Alkitab menjelaskan bahwa pengertian bukan sekadar pengetahuan, tetapi juga terkait dengan hikmat. Misalnya, penulis Amsal mengungkapkan bahwa orang yang berhikmat itu "memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN" (Amsal 2:1-5). Perlu diingat bahwa Mazmur 49 tidak melarang umat Allah untuk memiliki kekayaan atau berada di antara orang-orang yang terpandang dalam masyarakat. Akan tetapi, harus diwaspadai agar kekayaan tidak mengakibatkan hilangnya takut akan Allah. Orang yang tidak takut akan Allah--yang dibicarakan pemazmur--akan mengalami kebinasaan (Mazmur 49:14-15). Sadarilah bahwa harta, kuasa, kedudukan, ketenaran, dan jumlah follower di media sosial tidak membebaskan manusia dari ancaman hukuman akibat dosa (49:8-10). Ingatlah bahwa "dengan segala kegemilangannya manusia tidak dapat bertahan" (49:13) saat berhadapan dengan Allah dan harus mempertanggungjawabkan dosa-dosa mereka.

Sadarilah bahwa kehidupan di dunia ini bersifat sementara. Oleh karena itu, marilah kita sungguh-sungguh memercayai Allah yang kita kenal dalam Yesus Kristus. Ingatlah bahwa memercayai Allah itu bukan sekadar pengakuan di mulut, tetapi harus diwujudkan melalui ketaatan terhadap kehendak-Nya, yaitu dengan mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Apakah Anda telah hidup dalam ketaatan?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design