TUHAN mengarahkan Nabi Yehezkiel untuk bernubuat menentang pegunungan Seir, yaitu tempat tinggal bangsa Edom. Mengapa TUHAN menjadikan Edom sebagai target penghukuman-Nya? Edom adalah wakil dari semua musuh Israel yang ingin mengambil alih tanah yang diwariskan kepada bangsa Israel. Edom dipilih untuk dihukum karena sejarah panjang permusuhannya dengan orang Israel. Edom adalah bangsa yang paling lama dan paling konsisten menentang usaha bangsa Israel menduduki Tanah Perjanjian, yaitu Tanah Kanaan.
Edom dihukum karena mereka tidak mau membantu saudara-saudara mereka, yaitu umat Israel yang sedang ditimpa malapetaka. Saat TUHAN menghukum umat Yehuda. Edom justru menyerahkan saudara mereka ini kepada musuh mereka, yaitu bangsa Babel. Setelah Yehuda dilemahkan oleh Babel, bangsa Edom menginvasi Yehuda. Itulah sebabnya, TUHAN yang berdaulat itu bersumpah bahwa Ia akan menyerahkan orang Edom kepada bangsa lain yang akan menumpahkan darah mereka. Karena mereka tidak berusaha mencegah pertumpahan darah di Israel, mereka akan mengalami pertumpahan darah di Edom. Mereka tidak pernah pulih dari penghukuman ini, dan kota-kota mereka tetap tidak berpenghuni. TUHAN membuat seluruh bumi bersukacita ketika Dia membuat Edom menjadi bahan tertawaan di dunia, sama seperti mereka bersukacita ketika wilayah Israel menjadi sunyi. Seluruh Edom akan menjadi benar-benar sunyi. Ramalan itu benar-benar digenapi! Edom mula-mula ditaklukkan oleh Babel, kemudian oleh Media-Persia, kemudian ditaklukkan oleh John Hyrcanus dari Hasmonean pada 126 BC. Mereka dipaksa untuk menjadi orang Yahudi.
TUHAN bukan hanya menghukum orang Edom, tetapi juga menghukum pegunungan dan tanahnya. Daerah tempat tinggal mereka adalah pegunungan Seir. Gunung--yang merupakan simbol kekuatan dan kekuasaan--mewakili kesombongan orang-orang Edom. Mereka berpikir bahwa mereka akan terluput dari mara bahaya. Akan tetapi, keinginan orang Edom untuk mencelakai orang Israel justru berbalik pada diri mereka sendiri. TUHAN memiliki cara untuk membalikkan perbuatan jahat yang kita lakukan terhadap orang lain. Jadi, janganlah kita menghakimi orang lain. Apakah Anda sedang diperlakukan tidak adil oleh orang lain? Atau sebaliknya, apakah Anda memperlakukan orang lain secara tidak adil?