Salah satu hal yang dibicarakan dalam bacaan Alkitab hari ini adalah mengenai persembahan korban di Bait Suci dalam penglihatan Nabi Yehezkiel. Di pasal 40, Nabi Yehezkiel melihat sebuah Bait Suci yang dikelilingi oleh pelataran bagian dalam dengan tiga gerbang--masing-masing satu--di sebelah utara, selatan, dan timur. Pelataran dalam ini dikelilingi oleh pelataran bagian luar yang juga memiliki tiga pintu gerbang--masing-masing satu--di utara, selatan, dan timur. Kemudian, di pasal 43:1-5, kemuliaan TUHAN kembali ke Bait Suci dari sebelah timur, dan masuk ke Bait Suci melalui pintu gerbang timur juga.
Dalam 46:1-15 yang kita baca hari ini, Nabi Yehezkiel melihat bahwa gerbang timur pelataran dalam tetap ditutup sepanjang hari setiap hari, kecuali pada hari Sabat dan hari perayaan bulan baru (46:1). Gerbang utara dan selatan tetap buka setiap hari sehingga umat TUHAN dapat memberi persembahan harian, sedangkan pintu gerbang timur ditutup. Pada hari-hari ketika pintu gerbang timur di pelataran dalam dibuka sepanjang hari, hanya raja yang dapat masuk melaluinya (46:2-8). Selain itu, pintu gerbang timur dapat dibuka setiap saat bila raja ingin memberi persembahan sukarela. Akan tetapi, pintu itu hanya terbuka selama pemberian persembahan (46:12) karena hanya raja yang diizinkan masuk ke Bait Suci melalui pintu gerbang timur pelataran dalam, sama seperti kemuliaan TUHAN masuk melalui pintu gerbang di sebelah timur (43:1-5). Oleh karena itu, Raja yang sejati itu sebenarnya adalah TUHAN atau Allah sendiri.
Meskipun raja memasuki pelataran dalam melalui pintu gerbang sebelah timur, ia memasuki pelataran luar bersama-sama dengan rakyatnya melalui pintu gerbang utara atau pintu gerbang selatan (46:9-10). Sang Raja menyatu dengan rakyat atau memosisikan diri sebagai rakyat, sehingga Ia sendiri pun mempersembahkan korban di Bait Suci. Penglihatan Nabi Yehezkiel tentang Sang Raja ini terpenuhi di dalam diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus yang adalah Allah Sejati itu menempatkan diri dalam posisi sebagai Manusia Sejati yang mempersembahkan diri-Nya sendiri melalui kematian-Nya di kayu salib. Pengorbanan-Nya menggenapi simbol yang tercermin dalam pengorbanan lembu, kambing, atau domba. Apakah Anda sudah memberikan respons yang sepatutnya terhadap Yesus Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya bagi Anda dan saya, yaitu dengan mempersembahkan diri Anda?