Bacaan Alkitab hari ini:
Mazmur 71
Bacaan Alkitab hari ini merupakan pernyataan iman dan permohonan perlindungan kepada Allah. Tiga ayat pertama (71:1-3) mirip sekali dengan 31:2-4a. Walaupun penulis mazmur ini tidak disebut, ada petunjuk bahwa kemungkinan, mazmur ini ditulis oleh Raja Daud: Pertama, istilah gunung batu dan kubu pertahanan (71:3) adalah istilah umum dalam peperangan, sehingga kedua istilah itu amat penting bagi Daud yang telah biasa berperang sejak masa muda. Kedua, penyebutan gambus dan kecapi (71:22) sangat wajar bagi Daud yang merupakan seorang musikus. Ketiga, jelas bahwa pemazmur adalah seorang yang beriman sejak masih kecil (71:17), bahkan berada dalam lingkungan beriman sejak dalam kandungan (71:6), dan ia tetap beriman sampai masa tua (71:9,18). Mengingat bahwa pemazmur yang sudah tua itu sedang menghadapi bahaya (71:10-11), ada kemungkinan bahwa mazmur ini ditulis oleh Raja Daud saat ia melarikan diri akibat pemberontakan Absalom, putranya. Selama hidupnya, Daud selalu berlindung pada Allah, bukan hanya saat masih muda saat dia masih menjadi panglima perang Israel, tetapi juga setelah dia menjadi tua dan menjadi raja Israel. Di masa tuanya pun, dia terus menghadapi berbagai pergolakan yang membuat dia harus terus berlindung kepada TUHAN.
Hidup kita itu seperti perlombaan lari jarak jauh. Pergumulan yang harus kita hadapi akan selalu muncul seumur hidup kita. Baik anak-anak, orang muda, orang dewasa, maupun orang yang berusia lanjut, masing-masing memiliki pergumulan. Seluruh umat beriman di sepanjang sejarah semuanya--tanpa terkecuali--menghadapi pergumulan yang memaksa kita untuk terus berlindung pada Allah. Pergumulan kita tidak pernah berhenti karena Iblis selalu berusaha mencari kesempatan untuk menjatuhkan iman orang percaya (1 Petrus 5:8). Bila kita tidak berlindung pada Allah, iman kita pasti akan gugur.
Masa pandemi yang sudah berlangsung sejak dua setengah tahun yang lalu itu telah membuat banyak orang kehilangan iman. Sebelum pandemi, kebersamaan umat dalam gereja menjadi seperti pagar yang melindungi umat TUHAN. Saat pandemi, mungkin tidak ada orang yang memperhatikan diri kita. Bila kita tidak terbiasa mencari perlindungan pada TUHAN, tidaklah mudah untuk tetap mempertahankan iman. Saat menghadapi pergumulan, apakah Anda telah membiasakan diri untuk selalu datang berlindung pada TUHAN?