Sesungguhnya, Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya (73:1). Sayang, banyak orang salah mengerti mengenai kebaikan Allah. Mereka beranggapan bahwa Allah itu baik kalau Dia memberi kesehatan, kekayaan, kekuasaan, dan kepopuleran. Orang yang sakit, miskin, tidak memiliki kuasa atau jabatan, serta tidak populer dianggap sebagai belum mengalami kebaikan TUHAN. Pandangan semacam itulah yang membuat Asaf merasa iri saat melihat orang fasik--atau orang yang tidak peduli terhadap TUHAN--tampak sehat, gemuk, dan seperti tidak pernah merasa susah, padahal mereka jahat dan sombong. Asaf merasa cemburu karena Allah seperti tidak menghargai kesalehannya.
Pandangan Asaf berubah setelah sudut pandangnya berubah. Dia mulai memandang dari sudut pandang Allah. Asaf--seperti manusia pada umumnya--hanya melihat apa yang terlihat saat ini. Akan tetapi, Allah melihat jauh. Sesungguhnya, orang fasik yang tampak sukses itu berada dalam posisi yang berbahaya. Kesuksesan mereka hanya bersifat sementara. Kesudahan mereka adalah kebinasaan (73:16-19). Perubahan sudut pandang itu memunculkan pengakuan, "Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya." (73:25-26).
Perubahan sudut pandang ini penting bagi kehidupan seorang Kristen. Bila pandangan kita negatif terhadap Allah, kita tidak akan bersemangat menjalankan tanggung jawab kita sebagai anak-anak Allah. Sebaliknya, bila pandangan kita positif terhadap Allah, kita akan lebih bersemangat menjalankan peran sebagai saksi-saksi Kristus. Sesudah pandangannya berubah, Asaf mengatakan, "Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya."
Bagaimana pandangan Anda tentang Allah: Apakah Anda yakin bahwa Allah itu selalu baik? Saat Anda mengalami kegagalan atau kerugian, apakah Anda yakin bahwa di balik kegagalan atau kerugian itu, Allah bisa menyediakan berkat yang tak terduga sebelumnya? Saat Anda melihat bahwa orang lain lebih sukses daripada diri Anda, apakah Anda tetap bisa meyakini bahwa Allah itu baik? Apakah Anda sudah menjalankan peran Anda sebagai saksi Kristus?