Dalam bacaan Alkitab hari ini, tidak ada petunjuk tentang konteks historis mazmur yang kita baca, sehingga kita bisa menganggap konteks kedua pasal ini sebagai konteks umum yang bisa diterapkan pada peristiwa yang memiliki kemiripan. Tampaknya, konteks Mazmur 75 adalah kondisi yang tidak stabil (bumi goncang dengan semua penduduknya, 75:4, Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari). Kondisi itu disebabkan karena terdapat ketidakadilan. Selain itu, terdapat orang yang suka membual, jahat, dan sombong (75:5-6). Sebenarnya, kondisi seperti itu ada di sepanjang zaman. Yang menjadi pengharapan umat TUHAN adalah bahwa suatu saat, Allah akan datang untuk menghakimi secara adil. Saat itu, para pembual, orang jahat, dan orang yang sombong akan direndahkan dan menerima hukuman. Sebaliknya, orang yang baik dan rendah hati akan ditinggikan (75:3,7-9). Keadilan Allah itulah yang membangkitkan rasa syukur dan mendorong umat Allah untuk mewartakan karya Allah (75:2,10-11).
Di Mazmur 76, pemazmur menggambarkan Allah sebagai pahlawan gagah perkasa yang menghancurkan musuh-musuh bangsa Israel. Perlu disadari bahwa Allah kadang-kadang membiarkan umat-Nya dikalahkan dan menderita, khususnya saat umat Allah meninggalkan Allah dan menyembah sembahan lain, yaitu dewa-dewi yang disembah oleh bangsa asing. Akan tetapi, saat umat-Nya berpaling kepada Allah, Allah selalu membela umat-Nya dengan cara-cara yang luar biasa. Pembelaan Allah kepada umat-Nya yang paling dahsyat terjadi saat Dia menjatuhkan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir serta saat Dia menenggelamkan Firaun dan seluruh tentara beserta kudanya ke laut Teberau (Keluaran 14:23-28, bandingkan dengan Mazmur 76:7).
Apakah Anda sedang memikul beban yang terlalu berat karena ada orang yang berlaku jahat, menipu, memfitnah, menjatuhkan, dan membuat Anda mengalami berbagai kesulitan dalam hidup Anda? Ingatlah bahwa Anda memiliki Pembela yang Agung yang sanggup menolong Anda dengan cara-cara yang tidak pernah Anda duga! Berharaplah terus kepada Allah dan mintalah agar Dia segera menolong dan memberi jalan keluar kepada diri Anda! Yakinilah bahwa tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Allah! Bila Anda bisa benar-benar bersandar kepada Allah, Anda akan mengalami damai sejahtera yang berasal dari Allah. Apakah Anda berani bersandar sepenuhnya kepada kemurahan dan kuasa Allah?
Mazmur 78:32-72
(32) Sekalipun demikian mereka masih saja berbuat dosa dan tidak percaya kepada perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. (33) Sebab itu Ia membuat hari-hari mereka habis dalam kesia-siaan, dan tahun-tahun mereka dalam kekejutan. (34) Apabila Ia membunuh mereka, maka mereka mencari Dia, mereka berbalik dan mengingini Allah; (35) mereka teringat bahwa Allah adalah gunung batu mereka, dan bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penebus mereka. (36) Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia. (37) Hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya. (38) Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya. (39) Ia ingat bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu, yang tidak akan kembali. (40) Berapa kali mereka memberontak terhadap Dia di padang gurun, dan menyusahkan hati-Nya di padang belantara! (41) Berulang kali mereka mencobai Allah, menyakiti hati Yang Kudus dari Israel. (42) Mereka tidak ingat kepada kekuasaan-Nya, kepada hari Ia membebaskan mereka dari pada lawan, (43) ketika Ia mengadakan tanda-tanda di Mesir dan mujizat-mujizat di padang Zoan. (44) Ia mengubah menjadi darah sungai-sungai mereka dan aliran-aliran air mereka, sehingga tidak terminum; (45) Ia melepaskan kepada mereka lalat pikat yang memakan mereka, dan katak-katak yang memusnahkan mereka; (46) Ia memberikan hasil tanah mereka kepada ulat, dan hasil jerih payah mereka kepada belalang; (47) Ia mematikan pohon anggur mereka dengan hujan batu, dan pohon-pohon ara mereka dengan embun beku; (48) Ia membiarkan kawanan binatang mereka ditimpa hujan es, dan ternak mereka disambar halilintar; (49) Ia melepaskan kepada mereka murka-Nya yang menyala-nyala, kegemasan, kegeraman dan kesesakan, suatu pasukan malaikat yang membawa malapetaka; (50) Ia membiarkan murka-Nya berkobar, Ia tidak mencegah jiwa mereka dari maut, nyawa mereka diserahkan-Nya kepada penyakit sampar; (51) dibunuh-Nya semua anak sulung di Mesir, kegagahan mereka yang pertama-tama di kemah-kemah Ham; (52) disuruh-Nya umat-Nya berangkat seperti domba-domba, dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di padang gurun; (53) dituntun-Nya mereka dengan tenteram, sehingga tidak gemetar, sedang musuh mereka dilingkupi laut; (54) dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, yakni pegunungan ini, yang diperoleh tangan kanan-Nya; (55) dihalau-Nya bangsa-bangsa dari depan mereka, dibagi-bagikan-Nya kepada mereka tanah pusaka dengan tali pengukur, dan disuruh-Nya suku-suku Israel mendiami kemah-kemah mereka itu. (56) Tetapi mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya; (57) mereka murtad dan berkhianat seperti nenek moyang mereka, berubah seperti busur yang memperdaya; (58) mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka. (59) Ketika Allah mendengarnya, Ia menjadi gemas, Ia menolak Israel sama sekali; (60) Ia membuang kediaman-Nya di Silo kemah yang didiami-Nya di antara manusia; (61) Ia membiarkan kekuatan-Nya tertawan, membiarkan kehormatan-Nya jatuh ke tangan lawan; (62) Ia membiarkan umat-Nya dimakan pedang, dan gemaslah Ia atas milik-Nya sendiri. (63) Anak-anak teruna mereka dimakan api, dan anak-anak dara mereka tidak lagi dipuja dengan nyanyian perkawinan; (64) imam-imam mereka gugur oleh pedang, dan janda-janda mereka tidak dapat menangis. (65) Lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur; (66) Ia memukul mundur para lawan-Nya, Ia menyebabkan mereka mendapat cela untuk selama-lamanya. (67) Ia menolak kemah Yusuf, dan suku Efraim tidak dipilih-Nya, (68) tetapi Ia memilih suku Yehuda, gunung Sion yang dikasihi-Nya; (69) Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya; (70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; (71) dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri. (72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.