Mazmur yang kita baca hari ini adalah mazmur yang meratapi kehancuran Israel. Di Mazmur 80 ini, terdapat pengulangan seruan, "Pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat" (80:4,8,20), yang menunjukkan pembagian mazmur ini. Dalam Alkitab versi NET Bible, ungkapan "Buatlah wajah-Mu bersinar" diterjemahkan sebagai "tersenyumlah kepada kami". Akan tetapi, ungkapan itu diterjemahkan sebagai "pandanglah kami dengan murah hati" dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari. Di bagian pertama mazmur ini (80:2-4), pemazmur menyapa Allah sebagai Gembala Israel yang diharapkan untuk datang menyelamatkan umat-Nya, yaitu domba-domba-Nya sendiri. Seruan di ayat 2, "Hai gembala Israel, pasanglah telinga, ...." merupakan permohonan kepada Allah, sehingga terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari lebih tepat mengungkapkan maksud penulis, "Ya Gembala Israel, dengarlah, Engkau yang memimpin ... (80:2). Di bagian kedua (80:5-8), pemazmur mengemukakan bahwa murka Allah itu telah membuat umat Allah sangat menderita, sehingga pemazmur berharap agar Allah kembali tersenyum dan memberi pengampunan. Di bagian ketiga (80:9-20), pemazmur menggambarkan umat Allah sebagai pohon anggur yang diambil dari Mesir dan ditanam di Tanah Kanaan dengan menyingkirkan penduduk setempat, sehingga pohon anggur itu bertumbuh subur. Akan tetapi, pagar pelindung pohon anggur itu kemudian dirobohkan, sehingga buahnya bisa dipetik oleh orang yang lewat, dan pohon itu lalu digerogoti binatang sampai rusak. Pemazmur memohon agar Allah menghukum para perusak pohon anggur itu dan memulihkan umat-Nya.
Orang Kristen yang termasuk dalam kelompok minoritas sering berada dalam posisi sebagai umat yang tertindas. Orang Kristen yang tertindas pada masa kini umumnya bukan tertindas karena Allah menghukum mereka, tetapi karena kelompok mayoritas tidak bisa menerima keberadaan orang Kristen di antara mereka. Orang Kristen yang berada dalam keadaan tertindas itu memerlukan dukungan doa kita. Mengingat bahwa situasi pandemi ini meningkatkan penganiayaan terhadap orang Kristen, apakah Anda--sebagai perorangan maupun sebagai komunitas gereja--sudah berdoa sungguh-sungguh, bila perlu dengan meratap, untuk memohon belas kasihan Tuhan?
Mazmur 78:32-72
(32) Sekalipun demikian mereka masih saja berbuat dosa dan tidak percaya kepada perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. (33) Sebab itu Ia membuat hari-hari mereka habis dalam kesia-siaan, dan tahun-tahun mereka dalam kekejutan. (34) Apabila Ia membunuh mereka, maka mereka mencari Dia, mereka berbalik dan mengingini Allah; (35) mereka teringat bahwa Allah adalah gunung batu mereka, dan bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penebus mereka. (36) Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia. (37) Hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya. (38) Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya. (39) Ia ingat bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu, yang tidak akan kembali. (40) Berapa kali mereka memberontak terhadap Dia di padang gurun, dan menyusahkan hati-Nya di padang belantara! (41) Berulang kali mereka mencobai Allah, menyakiti hati Yang Kudus dari Israel. (42) Mereka tidak ingat kepada kekuasaan-Nya, kepada hari Ia membebaskan mereka dari pada lawan, (43) ketika Ia mengadakan tanda-tanda di Mesir dan mujizat-mujizat di padang Zoan. (44) Ia mengubah menjadi darah sungai-sungai mereka dan aliran-aliran air mereka, sehingga tidak terminum; (45) Ia melepaskan kepada mereka lalat pikat yang memakan mereka, dan katak-katak yang memusnahkan mereka; (46) Ia memberikan hasil tanah mereka kepada ulat, dan hasil jerih payah mereka kepada belalang; (47) Ia mematikan pohon anggur mereka dengan hujan batu, dan pohon-pohon ara mereka dengan embun beku; (48) Ia membiarkan kawanan binatang mereka ditimpa hujan es, dan ternak mereka disambar halilintar; (49) Ia melepaskan kepada mereka murka-Nya yang menyala-nyala, kegemasan, kegeraman dan kesesakan, suatu pasukan malaikat yang membawa malapetaka; (50) Ia membiarkan murka-Nya berkobar, Ia tidak mencegah jiwa mereka dari maut, nyawa mereka diserahkan-Nya kepada penyakit sampar; (51) dibunuh-Nya semua anak sulung di Mesir, kegagahan mereka yang pertama-tama di kemah-kemah Ham; (52) disuruh-Nya umat-Nya berangkat seperti domba-domba, dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di padang gurun; (53) dituntun-Nya mereka dengan tenteram, sehingga tidak gemetar, sedang musuh mereka dilingkupi laut; (54) dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, yakni pegunungan ini, yang diperoleh tangan kanan-Nya; (55) dihalau-Nya bangsa-bangsa dari depan mereka, dibagi-bagikan-Nya kepada mereka tanah pusaka dengan tali pengukur, dan disuruh-Nya suku-suku Israel mendiami kemah-kemah mereka itu. (56) Tetapi mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya; (57) mereka murtad dan berkhianat seperti nenek moyang mereka, berubah seperti busur yang memperdaya; (58) mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka. (59) Ketika Allah mendengarnya, Ia menjadi gemas, Ia menolak Israel sama sekali; (60) Ia membuang kediaman-Nya di Silo kemah yang didiami-Nya di antara manusia; (61) Ia membiarkan kekuatan-Nya tertawan, membiarkan kehormatan-Nya jatuh ke tangan lawan; (62) Ia membiarkan umat-Nya dimakan pedang, dan gemaslah Ia atas milik-Nya sendiri. (63) Anak-anak teruna mereka dimakan api, dan anak-anak dara mereka tidak lagi dipuja dengan nyanyian perkawinan; (64) imam-imam mereka gugur oleh pedang, dan janda-janda mereka tidak dapat menangis. (65) Lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur; (66) Ia memukul mundur para lawan-Nya, Ia menyebabkan mereka mendapat cela untuk selama-lamanya. (67) Ia menolak kemah Yusuf, dan suku Efraim tidak dipilih-Nya, (68) tetapi Ia memilih suku Yehuda, gunung Sion yang dikasihi-Nya; (69) Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya; (70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; (71) dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri. (72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.