Pada masa Perjanjian Lama, ada berbagai hari raya saat umat TUHAN harus berkumpul untuk mengadakan perayaan. Salah satu perayaan itu adalah hari raya bulan baru yang diselenggarakan saat bulan purnama. Mazmur yang kita baca hari ini merupakan panggilan bagi umat Allah untuk beribadah pada perayaan bulan baru dengan bersorak-sorai memuji TUHAN diiringi musik, dengan tiupan sangkakala, dan dengan mendengarkan wejangan firman TUHAN (81:2-4,9). Panggilan untuk beribadah ini merupakan ketetapan TUHAN (8:5).
Ibadah jelas tidak bisa dilakukan secara pribadi, melainkan harus dilaksanakan secara bersama oleh seluruh umat TUHAN. Beribadah secara bersama itu penting karena melalui ibadah, kita bisa merasakan kebersamaan sebagai satu umat. Melalui pujian bersama, kita mengumumkan secara tidak langsung bahwa kita adalah umat Allah. Bila kita tidak beribadah dalam kebersamaan sebagai satu umat, identitas kita sebagai anggota umat Allah tidak terlihat. Bila kita beribadah secara bersama, kebersamaan kita menjadi kesaksian bagi orang lain yang menyaksikan kebersamaan itu. Memuji TUHAN itu penting karena melalui pujian, kita menghargai karya TUHAN dalam hidup kita. Mendengarkan firman TUHAN juga sangat penting karena melalui pemberitaan firman TUHAN, kita diingatkan akan kehendak Allah dalam hidup kita. Bila kita bersedia mendengarkan firman Tuhan dengan rendah hati dan dengan kesediaan untuk melakukannya, hidup kita akan berubah menjadi semakin sesuai dengan kehendak Allah.
Ibadah bukanlah proyek yang tidak akan diulang lagi sesudah proyek itu selesai dilaksanakan. Ibadah adalah gaya hidup yang harus dilakukan terus-menerus seumur hidup. Ibadah tidak mengenal pensiun. Masalah akan muncul saat kita berhenti beribadah. Berhenti memuji TUHAN dan berhenti mendengarkan firman Tuhan akan membuat kita merosot secara rohani. Saat kita berhenti memuji Tuhan dan berhenti mendengarkan firman TUHAN, gairah untuk melakukan kehendak Tuhan akan padam. Hal inilah yang menimpa banyak orang Kristen pada masa pandemi ini. Ketiadaan kebersamaan saat kita harus menjauhi kerumunan pada masa pandemi membuat tidak ada orang yang menopang iman kita. Sesudah pandemi mulai mereda, apakah Anda tetap ingat bahwa Allah menghendaki agar kita beribadah dalam kebersamaan sebagai satu umat?
Mazmur 78:32-72
(32) Sekalipun demikian mereka masih saja berbuat dosa dan tidak percaya kepada perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. (33) Sebab itu Ia membuat hari-hari mereka habis dalam kesia-siaan, dan tahun-tahun mereka dalam kekejutan. (34) Apabila Ia membunuh mereka, maka mereka mencari Dia, mereka berbalik dan mengingini Allah; (35) mereka teringat bahwa Allah adalah gunung batu mereka, dan bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penebus mereka. (36) Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia. (37) Hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya. (38) Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya. (39) Ia ingat bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu, yang tidak akan kembali. (40) Berapa kali mereka memberontak terhadap Dia di padang gurun, dan menyusahkan hati-Nya di padang belantara! (41) Berulang kali mereka mencobai Allah, menyakiti hati Yang Kudus dari Israel. (42) Mereka tidak ingat kepada kekuasaan-Nya, kepada hari Ia membebaskan mereka dari pada lawan, (43) ketika Ia mengadakan tanda-tanda di Mesir dan mujizat-mujizat di padang Zoan. (44) Ia mengubah menjadi darah sungai-sungai mereka dan aliran-aliran air mereka, sehingga tidak terminum; (45) Ia melepaskan kepada mereka lalat pikat yang memakan mereka, dan katak-katak yang memusnahkan mereka; (46) Ia memberikan hasil tanah mereka kepada ulat, dan hasil jerih payah mereka kepada belalang; (47) Ia mematikan pohon anggur mereka dengan hujan batu, dan pohon-pohon ara mereka dengan embun beku; (48) Ia membiarkan kawanan binatang mereka ditimpa hujan es, dan ternak mereka disambar halilintar; (49) Ia melepaskan kepada mereka murka-Nya yang menyala-nyala, kegemasan, kegeraman dan kesesakan, suatu pasukan malaikat yang membawa malapetaka; (50) Ia membiarkan murka-Nya berkobar, Ia tidak mencegah jiwa mereka dari maut, nyawa mereka diserahkan-Nya kepada penyakit sampar; (51) dibunuh-Nya semua anak sulung di Mesir, kegagahan mereka yang pertama-tama di kemah-kemah Ham; (52) disuruh-Nya umat-Nya berangkat seperti domba-domba, dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di padang gurun; (53) dituntun-Nya mereka dengan tenteram, sehingga tidak gemetar, sedang musuh mereka dilingkupi laut; (54) dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, yakni pegunungan ini, yang diperoleh tangan kanan-Nya; (55) dihalau-Nya bangsa-bangsa dari depan mereka, dibagi-bagikan-Nya kepada mereka tanah pusaka dengan tali pengukur, dan disuruh-Nya suku-suku Israel mendiami kemah-kemah mereka itu. (56) Tetapi mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya; (57) mereka murtad dan berkhianat seperti nenek moyang mereka, berubah seperti busur yang memperdaya; (58) mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka. (59) Ketika Allah mendengarnya, Ia menjadi gemas, Ia menolak Israel sama sekali; (60) Ia membuang kediaman-Nya di Silo kemah yang didiami-Nya di antara manusia; (61) Ia membiarkan kekuatan-Nya tertawan, membiarkan kehormatan-Nya jatuh ke tangan lawan; (62) Ia membiarkan umat-Nya dimakan pedang, dan gemaslah Ia atas milik-Nya sendiri. (63) Anak-anak teruna mereka dimakan api, dan anak-anak dara mereka tidak lagi dipuja dengan nyanyian perkawinan; (64) imam-imam mereka gugur oleh pedang, dan janda-janda mereka tidak dapat menangis. (65) Lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur; (66) Ia memukul mundur para lawan-Nya, Ia menyebabkan mereka mendapat cela untuk selama-lamanya. (67) Ia menolak kemah Yusuf, dan suku Efraim tidak dipilih-Nya, (68) tetapi Ia memilih suku Yehuda, gunung Sion yang dikasihi-Nya; (69) Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya; (70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; (71) dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri. (72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.